Mohon tunggu...
ROCHADI TAWAF
ROCHADI TAWAF Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen Fapet Unpad

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Segmentasi Harga Daging

7 Mei 2017   05:33 Diperbarui: 7 Mei 2017   05:47 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Segmentasi Harga

Sesungguhnya penetapan harga Rp. 80 ribu/kg dapat saja terjadi jika pemerintah melakukan segmentasi  harga serta menerapkan perlindungan konsumen. Hal ini dimaksudkan bahwa, sesuai dengan pengalaman di negara tetangga dan penetapan UU perlindungan konsumen dan keterbukaan informasi publik. Pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengaturan terhadap peredaran daging impor. Misalnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk daging kerbau asal India tidak lagi dijual sebagai daging sapi dengan menerapkan UU No. 14/2008 tentang keterbukaan informasi publik dan UU No. 8/1999 tentang perlindungan konsumen (Harun al Rasyid, PR 2017).

Hal ini berkaitan dengan maraknya pemalsuan penjualan komoditi daging. Selain itu, sebaiknya pemerintah juga dapat menetapkan kebijakan keuntungan maksimal dalam sistem perdagangan komoditi. Sehingga, dampaknya akan terbentuk segmentasi harga daging dipasar. Diharapkan intervensi kebijakan ini akan terbentuk harga daging kerbau asal India yang murah, mungkin kurang dari Rp. 80 ribu/kg. Harga daging sapi impor asal Australia berkisar Rp. 90 ribuan ribu/kg dan daging sapi lokal produksi peternakan rakyat sekitar Rp. 115 ribuan/kg. Hal tersebut, sesuai dengan teori kepuasan konsumen terhadap komoditi yaitu berdasarkan kualitas produk, harga dan pelayanan. Dampak lanjut kebijakan ini, akan memberikan pembelajaran sekaligus perlindungan bagi konsumen maupun produsen daging sapi....semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun