Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Toxic Culture Kecantikan Buatan ala Korea

22 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 24 Juni 2024   13:08 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut data yang dikeluarkan oleh intelijen bisnis Statstia, perubahan standar kecantikan Korea Selatan ini membuat negara ini dikenal dunia sebagai pusat bedah plastik dunia karena memiliki jumlah ahli bedah plastik per kapita tertinggi di dunia. Jadi tidak heran jika misalnya operasi kelopak mata merupakan operasi yang paling umum dilakukan sehingga jenis operasi plastik ini dikenal dengan operasi kelopak mata ganda Asia yang dapat merubah bentuk mata secara drastis. Di Korea Selatan sudah banyak orang tua memberi hadiah atas kelulusan anak gadisnya dengan hadiah operasi kelopak mata ini untuk meningkatkan penampilan anaknya.

Seiring dengan dilandanya gelombang operasi plastik, industri kecantikan dan perawatan kulit juga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari gelombang perubahan penampilan perawatan kulit yang dikenal dengan K-beauty yang dipopulerkan oleh budaya K-Pop.

Catatan sejaarah menunjukkan bahwa perhatian gadis dan wanita Korea Setalan akan kecantikan sudah dikenal sejak zaman Dinasti Joseon (1392--1910). Saat itu kulit pucat diasosiasikan dengan kekayaan.

Saat itu orang yang bekerja di luar ruangan terpapar sinar matahari dan biasanya memiliki warna kulit yang lebih gelap dan diasosiasikan dengan golongan masyarakat kelas bawah.

Sebenarnya standar kecantikan wanita Korea di jaman itu lebih banyak dimaknai sebagai inner beauty seperti berbakti kepada orang yang lebih tua, melayani suami, dan menghabiskan waktu bersama anak-anak yang semuanya bisanya dilakukan di dalam ruangan. Disamping itu kecantikan lebih dipandang pada penampilan gadis dan wanita yang alami.

Tidak dapat dipungkiri memang gelombang mengubah penampilan gadis dan wanita Korea Selatan ini kini menjadi budaya baru yang berdampak pada politik, ekonomi, dan sosial tidak saja pada Korea Selatan namun juga dunia.

Namun di sisi lain tidak jarang standar kecantikan baru ala Korea Selatan ini menjadi toxic culture yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Tidak sedikit generasi muda Korea Selatan yang mengalami kelainan makan karena menginginkan tampil langsing dan kecantikan buatan yang dilakukannya membuat dirinya merasa terasing.

Hal yang perlu dipahami bahwa perubahan penampilan yang ekstrim ini hanya mengubah penampilan luar semata namun blue print genetiknya masih tetap sama yaitu ras Asia dengan segala ciri khasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun