Kematian Nahel yang berakibat kerusuhan yang melanda Perancis saat ini memperpanjang deretan catatan rasisme dan ketidakadilan yang dialami oleh warga non kulit putih.
Meluasnya kerusuhan ini bukanlah peristiwa yang terisolasi, namun mencerminkan akar permasalahan rasime yang sampai saat ini belum terpecahkan di Perancis.
Di era moderen kolonialisme terselubung yang terjadi di Perancis ini seolah menegaskan kembali betapa mengakarnya kolonialisme dan white supremacy.
Walaupun telah banyak terjadi kawin campuran antara warga kulit putih Perancis dengan warga Arab ataupun kulit hitam Perancis, namun tetap saja praktek rasisme belum menunjukkan tanda tanda mereda.
Kerusuhan di Perancis ini mengingatkan salah satu teman saya mahasiswi warga Perancis kulit putih yang saat itu di era tahun 1990an merupakan mahasiswa S3 yang menikah dengan seorang guru pria pria kulit hitam keturunan Senegal yang mencerminkan cairnya benteng rasisme ini.
Hubungan dan kontak kami terputus sejak teman Perancis saya lulus. Namun yang masih melekat dalam ingatan saya betapa cantiknya anak perempuan hasil buah hasil perkawinan campuran ini secantik pupusnya rasisme dalam perkawinan sahabat saya ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H