Disamping itu disepakati juga hal yang sangat krusial yang terkait dengan pembangunan perubahan di wilayah Israel selama 6 bulan.
Demikian juga pada tanggal 19 Maret lalu pejabat Israel dan Palestina menyepakati satus quo di tempat tempat suci di Yerusalem di bulan suci Ramadhan.
Namun sayangnya di lapangan ini semua kesepakatan ini dilanggar oleh kedua belah pihak sehingga pecah konflik yang mematikan di bulan suci Ramadhan ini.
Wilayah Gaza merupakan hot spot konflik Israel dan palestina karena di wilayah inilah Hamas dan tentara Israel berbenturan langsung karena adanya perbedaan kepentingan yang sangat mendasar.
Konflik Palestina Israel tidak hanya terjadi di wilayah pendudukan saja namun juga merembet ke Syria dan Lebanon karena banyak pendukung Hamas berada dan berjuang di wilayah ini.
Oleh sebab itu tidak heran Israel melakukan serangan ke wilayah ini untuk melumpuhkan kekuatan Hamas dan juga mengurangi pengaruh Iran di wilayah ini.
Kini Hamas mendapatkan tekanan dari akar rumput untuk melakukan perlawanan atas pendudukan Al Aqsa atas aksi brutal tentara Israel di tepat suci umat islam ini. Oleh sebab itu ke depan meningkatnya kekerasan dan konflik Israel Palestina ini diperkirakan akan terus terjadi
Sebagai buntut dari penyerangan Al Aqsa ini dikhawatirkan Perdana Menteri Israel Netanyahu akan mengambil langkah mengurangi akses dan gerak warga Palestina ke berbagai tempat suci umat Islam lainnya di wilayah pendudukan yang tentunya akan memicu konflik lebih lanjut.
Pembatasan akses ke al Aqsa dan hanya memberikan ijin pada jam jam tertentu bagi warga muslim untuk melakukan ibadah di tempat suci dan dibulan suci ini hanya akan menjadi pemicu konflik yang lebih besar lagi.
Kecaman yang dilakukan oleh Uni Eropa, Amerika dan negara Arab tampaknya tidak berpengaruh apapun terhadap tindakan brutal Israel.