Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Teknologi Kecerdasan Buatan Berjaya di Piala Dunia Qatar

16 Desember 2022   07:30 Diperbarui: 16 Desember 2022   10:24 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan kecerdasan buatan dalam Semi-automated offside technology (SAOT). Photo: FIFA. 

Jika anda penggemar fanatik sepak bola tentunya anda mengenal VAR (Video Assistant  Referee) yang sudah digunakan dalam berbagai pertandingan internasional termasuk pada piala dunia yang sedang berlangsung.

Terknologi VAR berbasis kecerdasan buatan ini penggunaan semakin meluas dan sudah diaplikasikan di berbagai cabang olah raga.

Dalam cabang sepak bola teknologi VAR ini salah satu kegunaannya adalah menentukan apakah seorang pemain  dalam posisi  offside atau tidak.

Luasnya lapangan dan keterbatasan jarak pandang wasit maupun penjaga garis sering kali dihadapkan distuasi yang sulit untuk menentukan apakah seorang pemain dalam keadaan offside atau tidak.

Keputusan wasit tentunya sangat krusial apalagi jika menyangkut keputusan apakah goal yang dihasilkan sah atau tidak ketika seorang pemain dalam posisi antara offside.

Dalam situasi seperti inilah peran VAR sangat krusial dalam membantu wasit mengambil keputusan.

Jika wasit dihadapkan pada situasi seperti ini maka wasit akan menghentikan permainan dan meminta bantuan VAR apakah seorang  pemian dalam posisi offside attau tidak.

Mengenal VAR

Pemikiran penggunaan teknologi dalam membatu keputusan wasit sudah mulai muncul puluhan tahun yang lalu ketika dikembangkannya Semi-automated offside technology (SAOT). 

Teknologi ini memerlukan waktu puluhan tahun untuk dikembangkan  karena membutuhkan teknologi canggih yang melibatkan teknologi  kecerdasan buatan yang dipadukan dengan kamera khusus.

Teknologi SAOT ini sangat  membantu karena jika aada  situasi yang meragukan maka wasit akan menghentikan pertandingan dan dengan menggunakan tampilan virtual yang menggambarkan posisi pemain.  Selanjutnya akan muncul melintas bidang tembus pandang di lapangan yang menunjukkan posisi yang tepat dari garis offside.

Jika ada bagian dari tubuh pemain  yang menyentuh garis offside ini maka wasit akan memutuskan pemain dalam posisi offside.

Dengan teknologi SAOT ini maka lokasi dan posisi tubuh setiap pemain sepak bola akan terus dipantau.

Sepintas teknologi SAOT ini terlihat sederhana, namun  dalam untuk menampikan hasil seperti yang kita lihat sekarang memerlukan pemikiran dan perkembangan yang cukup lama karena banyaknay data yang hasyus dikumpulkan dan  kompleknya proses pengambilan keputusan untuk menampilkan posisi pemain yang diinginkan.

Perkembangan teknologi pengenalan wajah menunjukkan titik terang di tahun 2012  seiring dengan dikembangkannya teknologi Deep Neural Network (DNN).

Teknologi DNN ini merupakan  jaringan saraf dirancang untuk meniru cara manusia berpikir dan belajar yang memimik cara kerja otak manusia yang melibatkan neuron.

Untuk menggambarkan cara kerja DNN ini dalam mengenali wajah pemain bola, maka DNN akan dilatih untuk membendakan wajah pemain dan wajah bukan pemain ataupun benda benad lainnya yang ada di lapangan sepak bola.

Selanjutnya DNN akan menganalisis  gambar gambar ini dan akan mengisolasi elemen yang membentuk pemain  bola seperti tangan, kepala, kaki, bahu dll nya.

Dengan data base yang sangat besar dan juga perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat maka sistem ini dapat memimik cara belajar dan berpikir manusia.

Teknologi ini terus dikembangkan sampai akhirnya mengalami terobosan yang cukup berarti ketika AlexNet membuka jalan  penerapan teknologi ini pada olahraga khsusnya sepak bola.

Kebutuhan penggunaan teknologi ini dalam sepakbola semakin mendesak karena adanya kasus kontroversi tersingkirnya Inggris dari piala dunia tahun 2010.

Ketika itu Inggris tersingkir karena gol yang diciptakannya dianulir wasit sedangkan sebagian  penonton mengganggap gol tersebut sah.

Dalam perkembangnnya akhirnya pada tathun 2012  FIFA menyetujui penggunaan teknologi garis gawang Hawk-Eye.

Penerapan teknologi dalam dunia olah raga  terus mengalami revolusi termasuk dalam menganalisis kekuatan lawan dan cara bagaimana mencari kelemahan lawan.  Bahkan teknologi kecerdasan buatan ini juga dijadikan dasar untuk membeli pemain yang yang memiliki kemampuan  diperlukan.

Dunia olah raga kini tidak lagi sepenuhnya mengandalkan kemampuan wasit untuk memutuskan namun telah dibantu dengan penggunaan data.

Hal ini tentunya tidak lepas dari kemampuan teknologi dan perangkat yang dapat menyimpan gambar gambar pemain  dan gerakannya dan menyimpannya dalam data base serta melakukan analisis.

Jadi walaupun tampak sederhana dalam menampilkan posisi bola ataupun posisi pemain, namun dalam prosesnya melibatkan tahapan yang sangat  panjang sampai pengambilan keputusan apakah gol yang dipermasalahkan itu sah atau tidak, atau pemaian dalam posisi offside atau tidak.

Saat ini penggunaan teknologi kecerdasan buatan tidak hanya digunakan dalam dunia sepak bola, namun juga sangat intensif digunakan pada olahraga basket dan  olah raga lainnya termasuk tenis lapangan, tenis menja badminton dllnya.

Teknologi offside semi-otomatis (SAOT) walaupun dirahasiakan namun akhirnya muncul ke permukaan dan memulai debutnya pada kejuaaan Piala Arab di tahun 2021 dan akhirnya digunakan juga di Piala Dunia 2022.

Pada dasarnya cara kerja teknologi SAOT ini berbasis pelacakan pemain secara otomatis.  Untuk mendukung teknologi ini sebanyak 12 kamera di pasang pada berbadai posisi untuk melacak 29 titik ditubuh setiap pemain sebanyak 50 kali per detiknya.

29 titik pada tubuh setiap pemain terus dipantau dan diambil gambarnya oleh kamera khusus. Photo: FIFA. 
29 titik pada tubuh setiap pemain terus dipantau dan diambil gambarnya oleh kamera khusus. Photo: FIFA. 

Teknologi SAOT memerlukan bola khusus yang dilengkapi dengan sensor akselerometer dan giroskop untuk mengukur saat yang tepat saat bola ditendang. Photo:  Adidas 
Teknologi SAOT memerlukan bola khusus yang dilengkapi dengan sensor akselerometer dan giroskop untuk mengukur saat yang tepat saat bola ditendang. Photo:  Adidas 

Dalam menerapkan teknologi SAOT ini kamera bukanlah satu satunya perangkat yang diperlukan karena untuk menentukan apakah seorang pemain dalam posisi offside atau tidak akan ditentukan saat pemaian mengoper bola.

Oleh sebab itu teknologi SAOT ini juga memerlukan bola khusus yang memiliki sensor akselerometer dan giroskop untuk mengukur saat yang tepat saat bola ditendang.

Dengan kecanggihan cara kerja teknologi ini SAOT memiliki akurasi yang sangat tinggi dan lebih akurat jika dibandingkan dengan menggunakan mata telanjang.

Sampai saat ini SAOT telah menunjukkan reputasi dan kecanggihannya dalam piala Dunia Qatar yang  telah memuaskan milyaran penonton di seluruh dunia. Ke depan  penggunaan teknologi kecerdasan buatan ini diperkirkaan akan semakin meluas dalam dunia olah raga.

Terlepas dari akurasi yang diperlihatkan teknologi ini dalam menentukan gol sah atau tidak ataupun seorang pemain   pada posisi offside atau tidak teknologi kecerdasan buatan juga digunakan dalam menganalisa kekuatan dan memperediksi kemenangan

Namun tetap saja dalam dunia sepak bola dikenal istilah "bola itu bundar" karena melibatkan pemain  yang memiliki emosi yang belum dapat dijangkau oleh teknologi dalam menganalisisnya.

Oleh sebab itu itu tidak heran jika sebelumnya dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan diprediksi Maroko akan menjadi tim yang terbawah, Brasil disingkirkan oleh Kroasia di perempat final, Inggris akan menjuarai piala dunia,  tetap saja prediksinya salah.

Perkembangan teknologi memang sangat membantu dan menajanjikan namun tetap saja akhirnya manusialah yang menentukannya karena kecerdasan buatan belum dapat menyamai kecerdasan alami sesungguhnya yang diciptakan oleh Allah SWT.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun