Jika ada bagian dari tubuh pemain  yang menyentuh garis offside ini maka wasit akan memutuskan pemain dalam posisi offside.
Dengan teknologi SAOT ini maka lokasi dan posisi tubuh setiap pemain sepak bola akan terus dipantau.
Sepintas teknologi SAOT ini terlihat sederhana, namun  dalam untuk menampikan hasil seperti yang kita lihat sekarang memerlukan pemikiran dan perkembangan yang cukup lama karena banyaknay data yang hasyus dikumpulkan dan  kompleknya proses pengambilan keputusan untuk menampilkan posisi pemain yang diinginkan.
Perkembangan teknologi pengenalan wajah menunjukkan titik terang di tahun 2012 Â seiring dengan dikembangkannya teknologi Deep Neural Network (DNN).
Teknologi DNN ini merupakan  jaringan saraf dirancang untuk meniru cara manusia berpikir dan belajar yang memimik cara kerja otak manusia yang melibatkan neuron.
Untuk menggambarkan cara kerja DNN ini dalam mengenali wajah pemain bola, maka DNN akan dilatih untuk membendakan wajah pemain dan wajah bukan pemain ataupun benda benad lainnya yang ada di lapangan sepak bola.
Selanjutnya DNN akan menganalisis  gambar gambar ini dan akan mengisolasi elemen yang membentuk pemain  bola seperti tangan, kepala, kaki, bahu dll nya.
Dengan data base yang sangat besar dan juga perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat maka sistem ini dapat memimik cara belajar dan berpikir manusia.
Teknologi ini terus dikembangkan sampai akhirnya mengalami terobosan yang cukup berarti ketika AlexNet membuka jalan  penerapan teknologi ini pada olahraga khsusnya sepak bola.
Kebutuhan penggunaan teknologi ini dalam sepakbola semakin mendesak karena adanya kasus kontroversi tersingkirnya Inggris dari piala dunia tahun 2010.
Ketika itu Inggris tersingkir karena gol yang diciptakannya dianulir wasit sedangkan sebagian  penonton mengganggap gol tersebut sah.