Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Teknologi Kecerdasan Buatan Berjaya di Piala Dunia Qatar

16 Desember 2022   07:30 Diperbarui: 16 Desember 2022   10:24 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
29 titik pada tubuh setiap pemain terus dipantau dan diambil gambarnya oleh kamera khusus. Photo: FIFA. 

Dalam perkembangnnya akhirnya pada tathun 2012  FIFA menyetujui penggunaan teknologi garis gawang Hawk-Eye.

Penerapan teknologi dalam dunia olah raga  terus mengalami revolusi termasuk dalam menganalisis kekuatan lawan dan cara bagaimana mencari kelemahan lawan.  Bahkan teknologi kecerdasan buatan ini juga dijadikan dasar untuk membeli pemain yang yang memiliki kemampuan  diperlukan.

Dunia olah raga kini tidak lagi sepenuhnya mengandalkan kemampuan wasit untuk memutuskan namun telah dibantu dengan penggunaan data.

Hal ini tentunya tidak lepas dari kemampuan teknologi dan perangkat yang dapat menyimpan gambar gambar pemain  dan gerakannya dan menyimpannya dalam data base serta melakukan analisis.

Jadi walaupun tampak sederhana dalam menampilkan posisi bola ataupun posisi pemain, namun dalam prosesnya melibatkan tahapan yang sangat  panjang sampai pengambilan keputusan apakah gol yang dipermasalahkan itu sah atau tidak, atau pemaian dalam posisi offside atau tidak.

Saat ini penggunaan teknologi kecerdasan buatan tidak hanya digunakan dalam dunia sepak bola, namun juga sangat intensif digunakan pada olahraga basket dan  olah raga lainnya termasuk tenis lapangan, tenis menja badminton dllnya.

Teknologi offside semi-otomatis (SAOT) walaupun dirahasiakan namun akhirnya muncul ke permukaan dan memulai debutnya pada kejuaaan Piala Arab di tahun 2021 dan akhirnya digunakan juga di Piala Dunia 2022.

Pada dasarnya cara kerja teknologi SAOT ini berbasis pelacakan pemain secara otomatis.  Untuk mendukung teknologi ini sebanyak 12 kamera di pasang pada berbadai posisi untuk melacak 29 titik ditubuh setiap pemain sebanyak 50 kali per detiknya.

29 titik pada tubuh setiap pemain terus dipantau dan diambil gambarnya oleh kamera khusus. Photo: FIFA. 
29 titik pada tubuh setiap pemain terus dipantau dan diambil gambarnya oleh kamera khusus. Photo: FIFA. 

Teknologi SAOT memerlukan bola khusus yang dilengkapi dengan sensor akselerometer dan giroskop untuk mengukur saat yang tepat saat bola ditendang. Photo:  Adidas 
Teknologi SAOT memerlukan bola khusus yang dilengkapi dengan sensor akselerometer dan giroskop untuk mengukur saat yang tepat saat bola ditendang. Photo:  Adidas 

Dalam menerapkan teknologi SAOT ini kamera bukanlah satu satunya perangkat yang diperlukan karena untuk menentukan apakah seorang pemain dalam posisi offside atau tidak akan ditentukan saat pemaian mengoper bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun