Hasil pemilu yang sangat ketat ini menunjukkan bahwa rakyat Brasil  telah terpolarisasi akibat adanya dua paham yaitu sosialis yang diusung oleh Lula dan Far-right yang diusung oleh Bolsonaro, sehingga bagi Lula penyatuan kembali Brasil merupakan salah satu tugas terberatnya.
Pernyataan Lula sebagai presiden terpilih juga sangat membantu membuat suasana menjadi lebih dingin. Dalam pernyataannya Lula akan meneruskan beberapa program Bolsonaro yang dianggap baik dan Lula juga menyatakan bahwa dirinya akan memperhatikan kepentingan 215 juta rakyat Brasil bukan hanya mementingkan masyarakat yang memilihnya saja.
Selama pemerintahan Bolsonaro, Brasil memang memencilkan diri dari dunia internasional dengan gaya kempimpinannya yang sangat eksentrik.Â
Brasil dalam beberapa tahun ini memang terpuruk karena kekurangan pangan, masalah krisis lingkungan dan ketidak-merataan kesejahteraan dan juga dampak ekonomi yang yang berat akibat pandemik Covid-19.
Bagi Lula membangun kembali Brasil dari keterpurukan bukanlah hal yang mudah dilakukan karena memerlukan kerja keras, dialog, dan gaya kepemimpinan yang lebih demokratis.
Pemilu memang merupakan puncak dari pesta demokratis yang didambakan oleh masyarakat yang memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tahap kedewasaan.
Semoga gejolak pemilu Brasil dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia yang sebentar lagi akan mengadakan perhelatan akbar pilpres.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H