Bahkan kini sudah muncul solidaritas di kalangan negara negara penghasil minyak dunia terhadap Arab Saudi yang mendapat tekanan dari Amerika karena pengurangan pasokan minyak ini karena seharusnya hubungan natar kedua negara ini saling menguntungkan bukan sebaliknya hanya menguntungkan Amerika semata.
Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa keputusan OPEC+ adalah tindakan "murni ekonomi" yang diambil dengan persetujuan bulat dari seluruh anggota.
Menteri luar negeri Arab Saudi juga menyatakan bahwa selama ini kerja sama militer antara Riyadh dan Washington  melayani kepentingan kedua negara dan telah berkontribusi pada stabilitas keamanan di kawasan Timur Tengah..
Kemurkaan Joe Biden akan tindakan "pembelotan" Arab Saudi ini ternyata juga didukung oleh para senator pendukung pemerintah yang sedang berkuasa dari partai Demokrat.
Beberapa hari lalu sudah diumumkan RUU  untuk menghentikan penjualan senjata AS ke Arab Saudi  selama satu tahun sebagai tindakan balasan pengurangan pasokan minyak ini karena dinilai sebagai bentuk dukungan terhadap Rusia.
Tanda tanda pembelotan Arab Saudi ini memang sudah tampak ketika Joe Biden mengunjungi negara negara di kawasan Teluk 3 bulan lalu ketika Arab Saui  tidak mengiyakan permintaan Amerika untuk meningkatkan pasokan minyaknya.
Saat ini memang tidak banyak pilihan bagi Amerika untuk keluar dari permasalahan  kenaikan harga minyak  dan harga pangan yang akan semakin parah akibat pengurangan pasokan minyak ini karena memang pasokan minyak dunia sebagian besar dikontrol oleh OPEC.
Negara di dunia termasuk Indonesia tentunya sedang cemas mengantisipasi  dampak pengurangan pasokan minyak dunia ini yang tentunya akan berakibat  pada kenaikan harga BBM dan juga bahan pangan. Kecemasan dunia akan resesi yang akan melanda dunia pada tahun 2023 mendatang tampaknya akan semakin nyata.
Dunia kini sedang menunggu apakah tindakan balasan Amerika terhadap negara anggota OPEC utamanya Arab Saudi akan memecahkan masalah dalam negeri Amerika atau sebaliknya akan memperparah  reputasi Amerika di dalam dan di luar Amerika.
Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima