Saat ini tidak ada yang dapat menyangkal bahwa penduduk pribumi Australia yang dikenal sebagai aborigin dan juga penduduk dari Torres Island  masih menjadi kelompok marjinal di Australia.
Penderitaan masyarakat Aborogin bermula ketika Kapten Cook mendarat di wilayah sekitar Sydney dan mengklaim bahwa Australia adalah bagian dari kerajaan Inggris.
Padahal ratusan tahun sebelumnya suku Bugis dari Makassar telah menjalin hubungan baik dengan penduduk Aborigin dan tidak pernah mengklaim  Australia merupakan bagian dari kerajaan Bugis.
Sejarah menunjukkan saat itu suku Bugis memang superior dibandingkan dengan masyarakat Aborigin yang masih terkebelakang.
Catatan sejarah panjang hubungan baik orang  Aborigin dengan suku Bugis sangat jelas terekam dalam lukisan dinding gua pra sejarah yang tersebar di seluruh Australia bagian utara.
Pada lukisan dinding tersebut jelas kali merekam peristiwa bagaimana suku Bugis mengajarkan masyarakat Aborigin  menangkap ikan, membuat perahu  dan menggunakan senjata badik.
Orang Aborigin yang Termajinalkan
Dampak kolonialisme yang dirasakan oleh suku Aborigin dirasakan sampai saat ini dimana sebagian  besar penghuni  penjara dihuni oleh orang Aborigin yang jika diproporsikan dengan jumlah masyarakat Aborigin saat ini jumlahnya merupakan tertinggi dibandingan dengan kelompok masyarakat lainnya di Australia (catatan : sekitar 25%  dari penduduk Aborigin saat ini tercatat sebagai penghuni penjara).
Penduduk asli Australia  yang jumlahnya hanya  3% dari penduduk Australia ini mengalami ketidaksetaraan yang luas dibandingkan dengan penduduk non-Pribumi, akibat dari kolonialisasi  dan marginalisasi yang berkelanjutan.