Pihak Optus memang telah melaporkan kejadian kebocoran data ini kepada polisi, Lembaga keuangan dan regulator pemerintah untuk mencegah meluasnya dampak negatif kebocoran data.
Media melaporkan bahwa dari hasil investigasi yang dilakukan diduga pelaku pembocor data berasal dari luar Australia.
Kejadian kebocoran data yang dialami oleh Optus ini menunjukkan dua hal, yaitu pertama bahwa walaupun perusahaan raksasa ini mengklaim memiliki sistem keamanan yang canggih, namun serangan cyber yang dilakukan lebih canggih lagi sehingga data berhasil dibobot, atau kedua memang pihak perusahaan lalai dalam menjaga keamanan datanya sehingga dapat dengan mudah dibobol.
Beberapa saat setelah Optus mengumumkan kebocoran data ini, salah seorang pengguna internet meminta tebusan sebesar US$ 1 juta dalam bentuk mata uang kripto ke pihak Optus.
Pengancam ini sekaligus memberikan peringatan kepada Optus untuk segera membayar uang tebusan dalam waktu 1 minggu dan jika Optus gagal melakukan pembayaran maka data pelanggannya akan dijual kepada pihak lain.
Pihak pengancam ini juga telah menyampaikan secara rinci bagaimana mereka membobol dan mencuri data kepada salah seorang reporter teknologi yang berbasis di Sydney. Disamping itu pelaku pencuri data juga mengungkapkan data apa saja yang berhasil mereka curi.
Para peretas data ini tampaknya memang sangat serius untuk menekan pihak Optus agar dapat pembayar tebusan, para peretas mengumumkan telah merilis 10.000 data Optus dan akan terus merilis data secara berkala jika pihak Optus tidak membayar tebusannya.
Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah pihak Optus sudah membayar uang tebusan yang diminta oleh pereats data ini?
Salah satu data yang dianggap sangat sensitif adalah data Medicare (data jaminan kesehatan) yang jika disebarkan akan berdampak sangat luas karena dengan nomor yang mereka peroleh dapat digunakan untuk mengakses catatan medis pelanggan.
Dalam hal Medicare ini pihak Optus juga telah mengungkapkan bahwa sebanyak 37.000 kartu Medicare kemungkinan besar sudah bocor.
Sanksi dan Hukuman Berat
Dengan adanya kejadian kebocoran data pelanggan yang sangat masif ini tentunya menimbulkan kekhawatiran pelanggan dan mereka berencana akan segera melakukan class action karena merupakan pelanggaran data pribadi yang paling serius yang pernah terjadi di Australia dan berdampak besar jika data ini diunggapkan atau digunakan oleh pihak lain.