Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perkawinan Monyet Langur dan Bekantan yang Menggemparkan Dunia

14 Juni 2022   06:54 Diperbarui: 14 Juni 2022   07:07 1985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langur perak (Nasalis larvatus) (kiri), Bekantan (Trachypithecus cristatus) (kanan) dan hasil persilangannya  yang sangat langka (tengah) | Photo: Nicole Lee / International Journal of Primatology 

Dalam dunia binatang dan hewan perkawinan  antar spesies secara  alami sangat jarang terjadi apalagi yang menyangkut satwa liar.

Biasanya spesies yang hidup terisolasi pada suatu wilayah memiliki tingkah laku dan komposisi kromosom dan gen yang spesifik sehingga jarang sekali terjadi perkawinan antar spesies.

Kalaupun terjadi maka keturunannya biasanya mandul karena memang biasanya spesies yang berbeda memiliki jumlah kromosom yang berbeda.  Kalaupun jumlah kromosomnya sama, maka dalam ilmu genetika ada fenomena yang disebut ketidakcocokan dan ketidak harmonisan  kerja antar gen sehingga menyebabkan kemandulan.

Peristiwa Langka

Namun peristiwa langka terjadi ketika di tahun 2017 lalu ketika peneliti secara kebetulan mengamati seekor monyet yang masih bayi yang penampakannya sangat berbeda dan belum pernah ditemukan sebelumnya.

Persitiwa yang sangat langka  terjadi  sungai Kinabatangan di wilayah Kalimantan Malaysia.

Monyet silangan ketika ditemukan masih bayi | Photo: Brenden Miles 
Monyet silangan ketika ditemukan masih bayi | Photo: Brenden Miles 

Sejak ditemukannya monyet yang sangat unik ini, para peneliti terus mengamati perkembangan bayi ini sampai akhirnya pada tahun 2020 lalu dipubikasikan foto yang menunjukkan bayi monyet ini sudah menginjak usia dewasa bersama dengan anaknya.

Hal yang paling menyakjubkan adalah penampakan fisik, bentuk hidung dan warna bulunya belum pernah ada sebelumnya dan ciri tersebut  tidak ditemukan pada spesies monyet yang hidup di wilayah tersebut.

Hal lain yang juga sangat mengejutkan adalah monyet betima ini ternyata mengalami perkembangan perbesaran payudara  yang menunjukkan bahwa reproduksi monyet ini normal dan menunjukkan bahwa monyet ini sedang menyusui.

Penemuan yang sangat istimewa ini akhirnya dipublikasikan dijurnal internasional bergengsi dunia yaitu International Journal of Primatologi pada yanggal 26 April 2022 lalu.

Dokumentasi perkembangan monyet hasil persilngan dari bayi, remaja sampai dewasa dan memiliki anak | Sumber: International Journal of Primatology  
Dokumentasi perkembangan monyet hasil persilngan dari bayi, remaja sampai dewasa dan memiliki anak | Sumber: International Journal of Primatology  

Dari hasil Analisa morfologi moyet ini disimpulkan bahwa monyet betina yang sangat istimewa ini merupakan hasil perkawinan antara  Langur perak (Trachypithecus cristatus) dengan Bekantan (Nasalis larvatus)

Kedua jenis monyet ini berdasarkan taksonominya bahkan tidak hanya berbeda spesies namun juga berbeda genusnya, oleh sebab itu terjadinya perkawinan antar kedua spesies ini tergolong peristiwa sangat langka.

Kedua jenis monyet ini memang hidup dalam hutan yang sama di wilayah tersebut namun secara genetik kedua spesies  monyet ini memang memiliki  karakteristik  berbeda dan belum pernah ada laporan ilmiah yang menunjukkan bahwa telah terjadi perkawinan  alami antar kedua spesies ini.

Degradasi Lingkungan

Terjadinya perkawinan yang sangat langka antar kedua spesies ini menimimbulkan tanda tanya besar mengapa hal ini dapat terjadi di alam liar?

Salah satu hipotesis yang memungkinkan  terjadinya perkawinan antar spesies ini adalah degradasi lingkungan hutan tempat tinggal kedua jenis monyet ini akibat penebangan hutan yang sangat masif yang diperuntukkan untuk keperluan perluasan kebun sawit.

Akibat menciutnya habitat monyet ini menyebabkan menyempitnya wilayah jelajahnya sehingga akhirnya habitatnya   tumpang tindih dan terjadi  interaksi antara kedua spesies ini.

Penyusutan area hitan di wilayah Sabah malaysia memang terjadi sangat drastis akibat eksplotasi hutan. Sebagai  gambaran antara tahun 1973 sampai dengan tahun 2010 lalu saja sebanya 40% area hutan di sana sudah lenyap.

Namun hipotesa ini tentunya belum menjawab  mengapa spesies yang berbeda ini dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang tidak mandul?

Perkawinan antar spesies di alam memang pernah juga dilaporkan terjadi pada Anoa, yaitu antara Anoa dataran tinggi dan Anoa datatan rendah yang juga memiliki jumlah kromosom yang berbeda.

Peristiwa yang sangat langka ini memang menimbulkan tanda tanya, apakah kejadian penemuan monyet langka ini hanya merupakan kejadian  langka secara acak saja atau memang tekanan degredasi lingkungan yang memaksa kedua monyet ini kawin.

Akankah Bertahan dan Berkembang?

Jika memang kejadian ini akibat dari tekanan penyempitan habiat yang memaksa kedua monyet ini berinteraksi dan kawin maka diperkirkan ada kemungkinan lebih banyak lagi monyet hasil hibridisasi alami yang akan ditemukan di masa mendatang.

Pertanyaan yang muncul sekarang  adalah apakah jenis monyet hasil persilangan ini dapat bertahan hidup dan berkembang dalam situasi tekanan akibat degradasi lingkungan yangsedang  mereka hadapi.

Secara teoritis ternak hasil persilangan  memang  memiliki kelengkapan gen yang lebih baik karena berasal dari dua spesies sehingga daya adaptasinya dan pertumbuhannya biasanya lebih baik jika dibandingkan dengan tetuanya yang murni.

Daya hidup yang lebih baik dari hasil persilangan dua spesies yang berbeda ini  berhubungan juga dengan produksi susu induk yang umumnya lebih banyak pada hewan silangan.  Oleh sebab itu situasi ini akan memberikan  keuntungan bagi anak anaknya dan diharapkan anak anaknya dapat berkembang dengan baik.

Peristiwa yang sangat langka ini kembali menunjukkan bahwa hutan Kalimantan yang tidak saja menjadi kebanggaan Indonesia dan Malaysia namun juga menjadi kebanggaan dan perhatian dunia kini sedang sekarat akibat ekspansi  hutan sawit yang lebih menekankan kepentingan ekonomi, namun mengabaikan dan mengorbankan fungsi hutan tropis alaminya untuk generasi mendatang.

Degradasi hutan tidak hanya sekedar berdampak pada pohon dan tanaman yang ada di dalamnya, namun juga pada satwa liar yang menghuninya dan juga manusia yang sudah ratusan ribuan tahun tinggal secara harmonis di sana.

Rujukan :  satu, dua, tiga, empat, lima, enam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun