Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertemuan Quad dan Upaya Amerika Memecah Belah Asia

25 Mei 2022   08:52 Diperbarui: 25 Mei 2022   08:57 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Squad Summit  kini sedang berlangsung di Tokyo. Photo:  kantei.go.jp

Saat ini pimpinan 4 negara yaitu Australia, Jepang, India dan Amerika sedang bertemu bertemu di Tokyo dalam forum yang dinamakan Squad.

Jika dilihat dari timing pertemuan yang dilakukan, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pertemuan ini merupakan upaya Amerika untuk mencoba mengurangi pengaruh Tiongkok dan Rusia di kawasan Indo  Pasific yang semain memanas, sekaligus mencoba  menancapkan pengaruh Amerika kembali  di kawasan ini.

Apa itu Quad?

The Quadrilateral Security Dialogue  atau yang lebih dikenal dengan Quad  awalnya merupakan forum diskusi 4 negara ini untuk menjadikan kawasan indo pacific sebagai wilayah yang bebas dan terbuka.

Cikal bakal Quad  ini muncul di tahun 2004 lalu ketika 4 negara ini memberikan bantuan internasional nya pasca terjadinya gempa dan tsunami di Aceh.

Secara resmi keempat negara ini melakukan pertemuan pertama kalinya di tahun 2007 lalu.

Pertemuan keempat negara ini semakin intensif muali tahun 2019 lalu untuk mendiskusikan masalah perubahan iklim global, teknologi baru dan vaksin.

Upaya Memecah Belah Asia

Tahun ini topik pembicaraan  pertemuan Quad sudah mulai bergeser  membicarakan konflik dan krisis kemanusiaan yang terjadi di Ukraina.

Dengan berjalannya waktu fokus pembicaraan Quad tidak lagi hanya menyangkut bantuan kemanusiaan namun sudah merembet ke dua kejadian penting  yang menyita perhatian dunia, yaitu invasi Rusia ke Ukrania dan perluasan pengaruh politik Tiongkok  di kawasan Indo pacific.

Bagi Amerika yang kini sedang menghadapi masalah dalam negeri seperti inflasi dan melonjaknya harga kebutuhan pokok, forum ini dapat saja dianggap sebagai pengalihan isu dalam negeri untuk mengembalikan sisa sisa kejayaannya dalam perpolitikan internasional.

Setelah berhasil menggalang opini dan mempengaruhi NATO dan negara Eropa dalam konflik Rusia dan ukraina, kini Amerika ingin mencoba masuk ke kawasan Asia untuk menggalang kekuatan dalam mengatasi naiknya pamor  Rusia dan Tiongkok.

Amerika memang menyadari ketika di bawah presiden Trump bahwa konfrontasi perang ekonomi  langsung dengan Rusia dan Tiongkok tidak berhasil, bahkan merugikan Amerika.

Oleh sebab itu,  dapat dinegerti jika Amerika di bawa Joe Biden ingin meningkatkan pengaruhnya di kawasan ini utamanya dengan mengandalkan kekuatan militernya.

Disamping itu Joe Biden juga ingin menghapus jejak politik  yang telah  dilakukan Trump di kawasan ini untuk meningkatkan popularitasnya yang kini semakin menurun di dalam negeri.

Sebelum melakukan pembicaraan di forum Quad, Amerika telah melakukan pemanasan  dengan melakukan pertemuan dengan pimpinan Korea Selatan untuk menegaskan sikap mereka terhadap Korea Utara utamanya persenjataan Nuklirnya. Bahkan selepas pertemuan pimpinan Korea Selatan  yang baru menyatakan bahwa sudah saatnya bersikap keras terhadap Korea Utara.

Sikap Korea Selatan dan juga sikap pimpinan Korea Utara yang tidak dapat diprediksi ini berpotensi  menimbulkan krisis baru diantara kedua negara ini dan juga di kawasan.

Hal inilah yang diinginkan oleh Joe Biden agar Asia dapat terbelah dan diarahkan sesuai dengan kepentingan Amerika.

Tanda tanda keberhasilan upaya memecah belah  ini sudah mulai tampak ketika jepang dan Korea Selatan kini sudah sepenuhnya telah mendukung apapun  kebijakan Amerika.

Seusai pertemuannya dengan Perdana meteri Jepang, joe Biden ketika ditanya apakah Amerika akan mempertahankan Taiwan jika diserang Tiongkok?, Joe Biden  menyatakan secara spontan  bahwa Amerika akan mempertahankan Taiwan secara militer.

Pernyataan spontan Joe Biden yang tidak lazim ini bukan hanya terjadi kali ini saja.  Sebelumnya Joe Biden pernah menyatakan bahwa Putin harus dijatuhkan yang mebuat pejabat Amerika sibuk meluruskan pernyataan Joe Biden ini.

Tampak sekali kelemahan Joe Biden dalam membuat pernyataan utamanya jika tidak menggunakan teks pidato yang telah disiapkan sebelumnya, sehingga sering terlontar penyataan spontan yang yang tidak lazim sebagai pimpinan Amerika dan sekaligus mengagetkan dunia.

Pernyataan Joe Biden untuk mempertahankan Taiwan secara militer tentu saja bertentangan dengan kebijakan resmi  yang diambil oleh pemerintah Amerika sampai saat ini yaitu One China policy. Oleh sebab itu tidak heran jika pernyataan Joe Biden tekait dengan Taiwan ini mendapat reaksi yang sangat keras dari Tiongkok.

Pertemuan Quad yang diselenggarakan di Tokyo ini dihadiri oleh Joe Biden,  Anthony Narendra Modi dan  Fumio Kishida ini pembicaraannya lebih diarahkan pada perang Rusia dan Ukraina dan juga pengaruh Tiongkok di kawasan pasifik seperti misalnya penandatanganan kerjasama pertahanan dan militer antara Tiongkok dan Kepulauan Solomon.

Bagaimana Reaksi Tiongkok dan Rusia?

Langkah dan upaya Amerika untuk menggalang kekuatannya di kawasan Asia tentunya mengundang reaksi karena menyangkut langsung kepentingan Rusia dan Tiongkok di kawasan ini.

Secara bersamaan waktunya dengan pelaksanaan pertemuan Quad, Rusia dan Amerika melakukan latihan militernya di kawasan ini.

Tidak heran jika kemeren Jepang buru buru mengerahkan pesawat tempurnya ketika mengetahui pesawat Rusia dan Tiongkok dalam latihan militernya melintasi mendekati wilayah udara Jepang.

Menurut informasi yang dikeluarkan  oleh jepang ada dua pesawat tempur Tiongkok yang melintasi laut Jepang dari laut tiongkok bagian timur dan selanjutnya bergabung dengan dua pesawat tempur Rusia menjuju arah laut Tiongkok Timur. Selanjutnya juga diteteksi 2 pesawat tempur Tiongkok yang bergabung dengan pesawat tempur Rusia yang terbang menuju laut pasifik.

Sehari setelah Joe Biden meninggalkan Korea Selatan, korea Utara kembali meluncurkan perluru kendalinya.

Jadi sangat jelas bahwa latihan militer bersama antara Rusia dan Tongkok bukanlah sekedar latihan militer tahunan yang biasa dilakukakan oleh kedua negara ini, namun dapat dipandang sebagai reaksi keras kedua sekaligus peringatan bagi Amerika dan negara sekutunya di Asia.

Terpecahnya negara Asia di kawasan ini memang akan  menguntungkan Amerika karena akan menambah pengaruhnya di kawasan ini, namun bagi negara negara di kawasan ini, dapat dipandang sebagai sumber konflik baru yang akan pecah di kawasan Indo pasifk.

Bagi Amerika bisnis perang nya sudah berakhir di kawasan Timur tengah yang setelah puluhan tahun  berhasil dipecah belah dan diluluh lantakkan.

Perang Rusia dan Ukrainia merupakan wilyah baru bisnis  perang Amerika untuk menghabiskan stok lama peralatan militernya sekaligus untuk menggerahkan perekonomian dalam negerinya.

Perang Rusia dan Ukrania diprediksi tidak akan berlangsung lama seperti yang terjadi di kawasan Timur Tengah, oleh sebab itu pergerakan Amerika ke Asia dapat dipandang sebagai upaya Amerika untuk mencari lahan bisnis militer barunya seusai  perang Rusia dan Ukraina.

Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah negara negara di kawasan Asia  rela kawasannya dijadikan wilayah konflik baru sekaligus menjadi lahan bisnis militer Amerika.

Hanya waktu saja yang akan menentukan apakah kawasan Asia ini akan menuju stabiltas atau sebaliknya menuju destabiitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun