Jadi ada kemungkinan terjadi kelainan meiosis, sehingga hasil meiosis yang normal pada sel telur seharusnya  menghasilkan 2 sel yang masing masing memiliki 22 autosom dan satu kromosom X, menjadi 2 sel yang memiliki 22 autosom dan dua kromosom sex (XX) dan sel yang satunya lagi memiliki 22 autosom dan sama sekali tidak memiliki kromosom sex X.
Sehingga jika sel telur yang memiliki 22 autosom dan dua kromosom X ini (XX) dibuahi oleh sperma yang memiliki 22 autosom dan satu kromosom Y, maka akan menghasilkan individu yang memiliki 22 pasang autosom dan kromosom sex XXY.
Sampai sekarang mekanisme pastinya kenapa pada saat meiosis terjadi kegagalan pembelahan sel secara normal belum diketahui.
Apakah bisa diobati?
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya Klinefelter syndrome merupakan kelainan genetik yang melibatkan kelebihan kromosom X, sehingga kelainan genetik ini memang sudah bawaan sejak lahir dan tidak dapat disembuhkan.
Namun masih ada langkah langkah yang dapat dilakukan untuk membantu penderita kelainan genetik ini.
Deteksi Dini
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan pendeteksian kelainan ini secara dini.
Biasanya dokter akan melakukan serangkaian tes meliputi pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan alat kelamin dan bentuk dada dan juga menanyakan gejala yang dialami oleh penderita.
Disamping itu dokter juga akan melakukan tes refleks untuk menentukan apakah fungsi refleknya normal atau mengalami kelainan.