Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Presiden Ukraina Menggunakan Telegram sebagai Alat Propagandanya?

7 Maret 2022   08:25 Diperbarui: 7 Maret 2022   08:26 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy  menggunakan Telegram sebagai wahana propagandanya.  Photo: AFP.  

Mungkin sebagian  dari kita pernah mengamati berbagai propaganda yang dilakukan oleh Presiden Ukraina sejak sebelum dimulainya perang Rusia-Ukraina sampai dengan saat ini ketika Rusia sudah melakukan serangan yang bertubi tubi ke berbagai wilayah Ukraina.

Video video propaganda presiden Ukrainia ini meluncur secara rutin dan menjadi popular karena menjadi sumber berita utama kantor berita mainstream dunia untuk memberitakan perang Rusia-Ukraina.

Video saat presiden Ukraina yang menggambarkan "kesantaian nya" di depan sebuah bangunan untuk memberikatan bahwa Ukraina aman aman  saja setelah Rusia menyerang menjadi tren pemberitaan dunia.

Video  lainnya yang menggambarkan situasi tempat berlindung di bawah tanah dan juga berbagai pernyataan seperti tentara Rusia berhasil dipukul mundur oleh penjyang Ukraina dengan jumlah korban mencapai ribuan tentara Rusia yang mati terus mengalir dari Presiden Ukraina ini.

Demikian juga seruan demi seruan agar rakyat Ukrainia berjuang  melawan pendudukan Rusia dengan menggunakan Molotov dan serangan grilya, serangan tentara Rusia yang digambarkan akan membuat bencana dunia dengan melakukan penyerangan ke  reaktor nuklir Ukraina menjadi acuan sumber berita dunia untuk menyudutkan Rusia.

Demikian juga video "kemarahan" presiden Ukraina ini  yang menyatakan bahwa Amerika dan NATO akan membunuh rakyat Ukraina karena tidak mau terlibat langsung dalam perang ini dan juga tidak mau memberlakukan  no flying Zone di wilayah Ukraina juga menjadi berita yang sangat menarik bagi pemberitaan mainstream yang sekarang bersatu padu untuk menumbangkan Rusia.

Video propaganda ini memang pada awalnya menjadi sangat menarik karena menggambarkan bagaimana Ukraina akan menang  melawan Rusia karena di berbagai wilayah ada perlawanan rakyat Ukrainia yang berhasil mengusir tentara Rusia.

Namun dengan berjalannya waktu  berbagai video propapanda yang meluncur dari presiden Ukraina tanpa ada saringan terlebih dulu untuk mempertimbangkan dampaknnya dan keberannya, tampaknya dunia mulai bertanya tanya terkait kebenaran klaim Presidan Ukraina ini.

Mungkin sebagian besar dari kita bertanya tanya aplikasi apa yang digunakan oleh presiden Ukraina ini untuk melalukan propogandanya dan mengapa  dia menggunakan aplikasi ini?

Telegram  Naik Daun

Ternyata dalam melakukan propaganda ini presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, menggunakan aplikasi Telegram  untuk mengirim pesan video yang menantang dari pusat ibukota, Kyiv, yang menyerukan agar bangsa itu bersatu dan melawan serangan Rusia.

Bag  anda i yang belum mengenal Telegram, aplikasi dan layanan ini sebenarnya hampir mirip dengan WhatsApp dimana pengguna dapat mengirim tkes dan juga videonya ke pengguna lainnya dan pengguna lainnya dapat menyimpan dan menyebarkan teks dan videonya untuk keperluan lainnya.

Salah satu alasan politis yang berada dibalik alasan mengapa Presiden Ukraina ini menggunakan Telegram adalah karena aplikasi ini didirikan oleh milyader Rusia yang berada dalam pengasingan yang bernama Pavel dan Nikolai Durov yang bersebernagan dengan Vladimir Putin.

Dampak dari penggunaan Telegram sebagai wahana propaganda ini memang sangat luar biasa karena  para pemburu berita di seluruh dunia setiap saat memburunya nya sehingga meningkatkan popularitas telegram yang selama ini kalah dari aplikasi sejenis pesaing utamanya.

Propaganda digital di Telegram ini memang mengangkat derajat Telegram dan diperkirakan tahun depan saham nya akan go public dengan nilai US $50 milyar.

Presiden Ukraina memiliki rekam jejak yang panjang dalam menggunakan Telegram ini.  Tercatat dalam pemilihan presiden tahun 2019 lalu mantan aktor TV dan pelawak  yang kini berusia 44 tahun ini yang akhirnya memenangkan pemilu dengan kemenangan telak ternyata  melakukan propagandanya di Telegram.

Video propaganda presiden Ukraina di awal invasi Rusia ke Ukraina ini memang sangat efektif untuk memberi kesan bahwa dirinya tidak menyerah dengan cara tidak  memerintahkan tentara Ukraina untuk menyerahkan diri sekaligus dirinya memberi kesan kental masih mengontrol Ukraina dan tidak meninggalkan negaranya.

Buah Simalakama

Pada tahun 2013 Telegram diluncurkan secara resmi dan berkantor di Dubai oleh Pavel Durov Bersama saudaranya Nikolai Durov.

Pemilik  Telegram  Durov memang  dikenal sebagai sosok ekssentrik karena prilaku dan keputusannya yang sering kali di luar perkiraan.   Sebagai contoh dirinya pernah secara terbuka menawarkan pekerjaan kepada Edward Snowden.

Durov yang  saat ini  tercatat sebagai warga negara  negara Prancis, menjual dan meninggalkan bisnis serta negaranya Rusia, menjadi warga St Kitts & Nevis di Karibia, setelah menolak tekanan Kremlin untuk merilis data para pemimpin pergerakan Ukraina.

Dalam perjalannnya di tahun 2018 Telegram pernah dilarang di Rusia  setelah Pavel Durov menolak memberikan akses data kepada pihak berwenang.   ke data penggunanya. Namun pemblokiran alamat IP ternyata tdiak berdampak luas dan akhirnya di pertengahan tahun 2020 Rusia mencabut larangan ini.

Kini Telegram tercatat  memiliki lebih dari 550 juta pengguna bulanan secara global  dan menjadi aplikasi yang paling popular di Ukraina.

Salah satu kalim yang dilakukan oleh Telegram ini adalah kemampuan Enkripsi layanan yang sangat menarik karena dapat  menyebarkan pesan ke grup hingga 200.000 pengguna.  Sebagai  perbandingan pesaingnnya WhatsApp hanya memiliki kemampuan daya sebar sebanyak 256 anggota saja.

Sehingga tidak jarang Telegram dinobatkan oleh sebagian orang sebagai aplikasi paling popuer di kalangan teroris dan orang yang melakukan propanda karena daya sebarnya yang luar biasa ini.

Telegram memang menjadi pilihan sebagai sumber berita di luar mainstrem yang biasanya dikendalikan oleh negara dan menjadikannya sebgai sumber berita bagi warga sipil dan jurnalis.

Oleh sebab itu tidak heran aplikasi ini sangat popular di negara negara yang sedang bergejolak karena adanya gelombang protes dari kelompok oposisi seperti misalnya di Hong Kong, Belarus dan Iran.

Salah satu kekhawatiran terbesar dari pemilik Telegram ini adalah berita yang disebarkan tidak terverifikasi kebenarannya dan tidak ada control sama sekali termasuk berita Hoax.

Kondisi seperti ini tentunya akan sangat membahayakan bagi Telegram jika ternyata berita berita yng disebearkan melalui  aplikasi ini ternyata merupakan berita yang tidak benar dan bukan tidak mungkin pemilik aplikasi in ikan dituduh ikut memfasilitasi  berita bohong.

Kekhawatiran pemilikTelegram ini ternyata memicu pemikiran untuk membatasi penggunaan Telegram untuk menutup layanan Telegram di negara yang sedang bergejolak untuk menghindari memburuknya konflik.

Namun pada kenyataannya sampai saat ini  dengan dalih permintaan dari pengguna dan tentunya alasan komersil maka keputusan ini tampaknya tidak dilakukan oleh pemilik aplikasi ini.

Tidak dapat dipungkiri memang naik daunnya Telegram ini tidak lepas dari reputasinya yang menjadi tempat aman bagi pergerakan kelompok tertentu untuk melakukan propagandanya.

Menurut pakar IT, salah satu kelemahan Telegram ini adalah tidak menawarkan end encryption untuk semua pengiriman pesannya oleh sebab itu dapat dibobol untuk mengetahui diskusi antar penggunanya dan melacak siapa yang terlibat dalam diskusi.

Salah satu hal yang juga membuat Telegram makin popular adalah tidak adanya pembatasan yang dirasa oleh pengguna.  Oleh sebab itu ketika Whatapps meluncurkan kebijakan barunya terkait data dan pembatasan penyebaran berita ke sesama pengguna, maka aplikasi ini menjadi pilihan lain dan sekaligus meingkatkan popularitasnya.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun