Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Di Balik Kisah Cinta Rusia-Ukraina dan Orang Ketiga NATO

1 Februari 2022   08:00 Diperbarui: 5 Februari 2022   19:00 2988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ditarik dari lini sejarah maka permasalahan kedua negara bertetangga ini mulai muncul setelah Uni Soviet runtuh di tahun 1991 dan tampaknya Ukraina yang kemudian menjadi negara merdeka memang sengaja menjauh dari Rusia.

Puncaknya di tahun 2014 lalu setelah melalui bulan bulan penuh krisis yang diwarnai dengan gerakan anti pemerintah yang menyebabkan pimpinan Ukraina pro Rusia tidak lagi memegang kekuasaan.

Dalam situasi seperti inilah Rusia masuk, menduduki dan menganeksasi semenanjung Crimea yang wilayahnya besebelahan langsung dengan Rusia. 

Rusia berdalih bahwa aneksasi ini penting untuk melindungi etnis Rusia yang bermukim di wilayah ini. Tidak dapat disangkal memang di beberapa wilayah Ukraina banyak kelompok etnis Rusia dan juga pro Rusia.

Aneksasi Crimea ini ternyata tidak berhenti sampai disitu saja karena kelompok separatis pro Rusia terus bergerak lebih dalam lagi dan menguasai Timur Ukraina. 

Perang yang terjadi di wilayah ini menurut Ukraina diperkirakan telah memakan korban jiwa sebanyak 14 ribu orang dan menyebabkan jutaan penduduk Ukraina mengungsi.

Ketertarikan NATO untuk melibatkan diri dalam konflik ini tentunya sangat beralasan karena baik Rusia maupun Ukraina merupakan dua negara di kawasan Eropa yang terbesar. Disamping itu kedua negara ini memiliki sumberdaya alam yang sangat besar dimana sebagian besar negara di Eropa mengantungkan dirinya pada pasokan energi dan sumberdaya alam kedua negara ini seperti misalnya gas alam, minyak hasil tambang dll nya.

Krisis hubungan kedua negara ini yang dimulai dari Crimea ternyata terus bergulir. Di bulan September 2014 sebenarnya kedua negara ini sudah menandatangi perjanjian genjatan senjata atas dasar perjanjian Minsk yang ditandatangi di Belarus.

Di bulan Februari 2015 penjanjian Minsk diperbarui dengan pejanjian OSCE yang berisi kesepakan kedua negara ini untuk melakukan gencatan senjata dan menarik pasukannya yang membuat kawasan ini menjadi lebih tenang.

Namun di tahun 2017 ternyata muncul pemicu utama krisis Rusia-Ukraina ketika di bulan Juni parlemen Ukraina menyetujui rencana bergabungnya negara ini dengan NATO.

Hal inilah yang membuat berang Rusia karena secara garis pertahanan dan juga pertahanan kawasan, maka bergabungnya Ukraina dengan NATO menyebabkan tidak ada lagi buffer wilayah yang melindungi Rusia karena jika Ukraina bergabung dengan NATO maka wilayah Rusia akan berbatasan langsung dengan negara negara yang bergabung dalam NATO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun