Migrain atau yang dikenal dengan sakit kepala sebelah seringkali menjadi permalahan tersendiri bagi  kita karena keberadaannya tentunya mengganggu tidak saja kesehatan namun juga menggangu aktivitas dan produktivitas kehidupan kita.
Pemicu migrain memang bermacam macam dan sampai saat ini belum ada pengobatan khusus untuk migrain.Â
Walaupun migrain dianggap tidak berbahaya namun sejumlah hasil penelitian ada yang menunjukkan  bahwa penderita migrain memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke iskemik tetapi bukan stroke hemoragik.
Disamping itu hasil penelitian ada yang menyebutkan bahwa penderita migrain menunjukkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular karena fungsi endotel mungkin terganggu pada pasien migrain.
Jika kita penderita migran kita  bukanlah satu satunya di dunia yang mengalami hal ini.  Migrain memang tergolong sangat umum di dunia ini.
Sebagai contoh berdasarkan laporan Deloitte Access Economics , di Australia jumlah orang yang dalam kesehariannya hidup dengan migrain kronis  persentasinya mencapai 7.6% dari total penduduk atau sekitar 400 ribu orang.
Penderita migrain yang digolongkan kronis jika  frekuensinya mencapai 15 migrain per bulannya. Disamping frekuensinya tingkat keparahan migrain juga bervariasi karena dapat berlangsung sampai berjam jam dalam seharinya dan menyebabkan mual, muntah dan sangat sensitif terhadap suara dan cahaya.
Hal lain yang juga menarik terkait dengan migrain ini ternyata migrain lebih umum terjadi pada wanita jika dibandingkan dengan laki laki. Â Disamping itu migrain juga lebih umum pada kelompok usia kerja.
Selama serangan migrain biasanya penderita menginginkan  untuk tidur di kamar yang gelap dan tidak melakukan kegiatan apapun agar migrainnya mereda.
Cara mengatasi  migran seperti ini memang banyak dilakukan orang, namun sebaliknya berdasarkan hasil penelitian bahwa melakukan aktivitas tertentu dan olahraga ringan dapat mencegah datangnya serangan migrain dan juga mengurangi frekuensinya.
Menurut pakar fisioterapis melakukan aktivitas tertentu atau olahraga ringan menyebabkan tubuh kita  melepaskan endorphins yang merupakan penghilang sakit alami yang dimiliki oleh tubuh kita.
Dampak buruk dari serangan migrain  menurut pakar ini dapat diatasi dengan menggabungkan terapi fisik dan pengobatan.
Namun dalam melakukan aktivitas dan olahraga ringan penderita migrain harus melakukannya dengan benar dan juga sangat tergantung pada individu yang melakukannya.
Beberapa aktivitas dan olahraga ringan yang dianjurkan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas migrain diantaranya yoga dan tai chi, jalan kaki, jogging, lari dan bersepeda.
Jenis aktivitas dan olahraga ringan ini memang dianjurkan atas dasar penelitian yang telah dilakukan terkait dengan efeknya terhadap  migrain.
Sebagai contoh tai chi dan yoga dianjurkan karena gerakannya lamban, ada unsur meditasi dan relaksasi  yang memberikan pengaruh positif pada penderita migrain.
Hasil peneltian memang menunjukkan bahwa melakukan yoga secara rutin akan dapat mengurangi frekuensi serangan migrain dan  juga intensitas sakitnya.
Demikian juga dengan tai chi yang menurut hasil penelitian dapat dilakukan untuk pencegahan migrain. Berdasarkan hasil penelitian orang yang melakukan tai chi secara rutin serangan migrainnya akan berkurang.
Salah satu pemicu migrain adalah masalah postur tubuh yang tidak pas dan juga kekakuan pada otot leher. Â Oleh sebab itu, latihan peregangan otot leher dapat membantu mengurangi pemicu terjadinya migran.
Salah satu cara yang disarankan oleh  pakar fisioterapi adalah dengan melakukan chin tuck.
Latihan chin tuck dapat dilakukan sambil berdiri atau duduk dengan cara duduk tegak dan melihat lurus ke depan  sambil menjaga leher dan bahu tetap rileks. Selanjutnya letakkan jari di dagu  dan arahkan  dagu dengan lembut ke bawah, dekatkan dagu ke leher.
Dalam melakukan gerakan ini jangan menahan napas selanjutnya  gerakkan kepala ke atas dan  ke bawah.
Jika gerakan ini dilakukan dengan benar maka kita akan merasa semacam  tarikan lembut di pangkal kepala dan bagian atas leher. Tahan posisi ini selama sekitar lima detik dan ulangi latihan 10 kali.
Seperti yang telah dijelaskan olahraga ringan seperti jalan kaki, jogging dan bersepeda dapat juga dilakukan untuk mengurangi migrain.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Headache and Pain menunjukkan bahwa olahraga ringan akan meningkatkan detak jantung dan menyebabkan meningkatkan frekuensi pernafasan yang akan berdampak pada pengurangan frekuensi migrain.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya pengaruh melakukan aktivitas dan olahraga ringin ini akan sangat tergantung pada invididu. Oleh sebab itu disarankan untuk memilih atau mengkombinasikan aktivitas yang sesuai.
Rujukan :Â satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuhÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H