Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Produksi Padi Vietnam Terdampak Perubahan Iklim, Indonesia Perlu Waspada

15 November 2021   17:21 Diperbarui: 16 November 2021   17:17 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intrusi air asin melaui sungai ke lahan padi menyebabkan kegagalan panen. Photo: phnompenhpost.com 

Vietnam memang dikenal dunia sebagai salah satu negara eksportir padi terbesar di dunia.

Kesuksesan Vietnam dalam mengembangkan teknologi budidaya padi yang sangat spesifik dengan kondisi tanah dan lingkungan di sepanjang sungai dan delta Mekong menjadikan negara ini dapat bangkit kembali dari kehancuran dan keterpurukan perang Vietnam yang menyakitkan.

Sejak bebas dari belenggu perang, Vietnam mulai tahun 1975 mencanangkan  program nasional yang dinamakan "Rice First" sebagai upaya untuk membebaskan rakyatnya dari kelaparan akibat perang yang berkepanjangan.

Kemenangan yang diraih di perang ini memungkinkan terjadinya unifikasi antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan yang akhirnya di tahun 2020 lalu berhasil menobatkan Vietnam sebagai negara pengekspor beras terbesar kedua dunia dengan total ekspor sebesar 3,9 juta ton ke berbagai negara di dunia.

Sebagai gambaran produksi beras Vietnam memang mengandalkan wilayah delta Mekong ini karena 50% dari total produksi beras nasionalnya berasal dari wilayah ini.

Data yang dikeluarkan oleh kementerian pertanian Vietnam menunjukkan bahwa 95% dari ekspor beras Vietnam juga berasal dari wilayah ini.

Tanaman padi merupakan tanaman pokok di wilayah ASEAN termasuk Indonesia.  Dari segi manfaat tidak perlu dipertanyakan lagi bagaimana padi yang kemudian diolah menjadi beras dan nasi ini merupakan  makanan pokok di wilayah Asia.

Namun di balik reputasi tanaman padi tidak banyak orang yang tau bahwa budidaya padi merupakan salah satu sumber pencemaran udara dengan menghasilkan gas rumah kaca yang memperburuk iklim dunia.

Lahan padi yang sebagian besar memerlukan genangan air ini membuat pertukaran gas dari tanah ke udara tidak berlangsung dengan baik, sehingga menyuburkan bakteri dan menghasilkan gas metan.

Berdasarkan hasil penelitian, ditinjau dari level emisi gas rumah kacanya,  budidaya padi menempati peringkat kedua sebagai pengahasil gas rumah kaca setelah peternakan sapi.

Saat ini dengan adanya perubahan iklim global produksi padi nasional Vietnam mulai goyah karena terganggu oleh perubahan iklim yang semakin dirasakan oleh petani di wilayah ini.

Kekeringan yang menada lahan padi di delta mekong. Sumber:   AFP. 
Kekeringan yang menada lahan padi di delta mekong. Sumber:   AFP. 

Sebagai contoh intrusi air laut telah mencapai wilayah sentra produksi padi Vietnam  menyebabkan air asin sudah mulai mencemari air tawar yang sangat diperlukan dalam budidaya padi. Akibatnya tanah menjadi semakin kering dan terjadi penurunan produksi dan pendapatan petani yang siknifikan.

Intrusi air asin melaui sungai ke lahan padi menyebabkan kegagalan panen. Photo: phnompenhpost.com 
Intrusi air asin melaui sungai ke lahan padi menyebabkan kegagalan panen. Photo: phnompenhpost.com 

Delta Mekong kini menjadi semakin rapuh karena sudah sering dilanda kekeringan yang ekstrim akibat  perubahan iklim ini.

Hal lain yang juga menjadi permasalahan  besar adalah budidaya padi itu sendiri yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang sangat besar. 

Data yang dikeluarkan oleh   the International Rice Research Institute menunjukkan bahwa budidaya padi di dunia termasuk Vietnam dan Indonesia merupakan penghasil gas metan yang berkontribusi besar dalam memburuknya iklim dunia.

Namun dari data tersebut ternyata gas metan yang dihasilkan dari budidaya padi di Vietnam lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya yang salah satunya disebabkan karena luasnya lahan budidaya padi di Vietnam.

Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan karena budidaya padi di Vietnam ternyata berkontribusi sebanyak 15%  dari total gas rumah kaca yang diproduksi Vietnam.

Perubahan iklim global ini sangat terasa bagi budidaya padi di Vietnam dan mengancam kapasitas produksi padinya.

Menurut data yang dikeluarkan oleh pepemerintah Vietnam saat ini seluas 33 ribu hektar lahan padi mengalami kekeringan dan berdampak langsung pada sekitar 70 ribu rumah tangga.

Hal lain yang juga mengancam kapasitas ekspor padi Vietnam adalah kebijakan baru pemerintah Vietnam yang mulai mengalihkan sebagian lahan padinya untuk keperluan tanaman lain dan juga budidaya udang.

Kebijakan ini diperkirakan akan mengurangi lahan padi seluas 200 ribu hektar atau setara dengan 20% dari lahan padi yang ada sekarang ada tahun 2030.

Kombinasi antara dampak perubahan iklim global dan juga kebijakan alih fungsi lahan ini diperkirakan akan mengurangi kapasitas  ekspor beras Vietnam di masa mendatang.

Bagi negara yang biasa mengimpor beras dari Vietnam tentunya akan terdampak ketahanan pangannya karena Vietnam akan mengurangi ekspor berasnya.

Bagi Indonesia yang mengandalkan beras sebagai bahan pangan pokok, apa yang terjadi di Vietnam ini perlu menjadi perhatian khusus, karena dampak perubahan iklim dan penyusutan lahan budidaya padi juga terjadi di Indonesia yang menyebabkan seringnya gagal panen dan produksi yang tidak mencapai target.

Situasi politik global juga mengharuskan Indonesia untuk bergabung dengan 109 negara lainnya untuk menyepakati pengurangan emisi gas metan sebesar 30% pada tahun 2030 mendatang yang tentunya akan berimpilikasi pada produksi padi Indonesia.

Ke depan posisi Vietnam sebagai salah satu negara tempat Indonesia mengimpor beras tidak lagi dapat diandalkan karena tentunya Vietnam akan lebih mementingkan produksi berasnya untuk kebutuhan dalam negeri.

Pada situasi seperti inilah Indonesia harus menyiapkan diri dengan baik  untuk menjamin katahanan pangannya utamanya beras.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun