Salah satu dampak dari proses metilasi ini adalah modifikasi regulasi ekspresi gen, regulasi fungsi protein, dan pemrosesan RNA.
Para ilmuwan menemukan  bahwa metilasi ini sangat erat hubungannya dengan proses penuaan dan umur maksimal makhluk hidup.
Dengan mengutak atik metilasi ini kini  ilmuwan  dapat memprediksi  usia biologis dan umur hewan, termasuk manusia.
Jika hal ini berhasil maka dengan cara memodifikasi metilasi DNA manusia, maka kelak di kemudian hari dapat menggeser proses penuaan pada manusia.
Salah satu bukti bahwa ilmuwan telah berhasil memanipulasi jam biologis makhluk hidup adalah ketika  mereka di bulan Desember tahun lalu berhasil mengaktifkan kembali gen embrionik yang telah dinonaktifkan secara alami pada tikus tua dan buta.
Keberhasilan penelitian ini membuka peluang untuk melakukan pemograman ulang gen dan kemungkinan di masa depan dapat menyetel ulang usia mata, sehingga  di usia tua mata masih dapat berfungsi dengan baik.
Keberhasilan penelitian ini membuat si peneliti kebanjiran tawaran untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat memperlambat atau dalam beberapa kasus memutar  balik  usia organ tertentu  dan bahkan pada suatu saat nanti  seluruh tubuh dapat diprogram ulang.
Pemograman  Ulang Sel
Secara alamiah sel yang dimiliki makhluk hidup memiliki rentang hidup alami sehingga jika sudah sampai saatnya sel akan mati. Namun pada tahapan akhir kehidupan sel ini, banyak sel yang tidak mati namun menumpuk di dalam jaringan.
Penumpukan sel tua ini memang masih dapat berperan dalam perkembangan embrio namun sel sel tua ini  juga dapat  berpengaruh buruk karena dapat  mengeluarkan enzim yang beracun dan menjadi penyebab penyakit seperti misalnya radang sendi.
Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang telah direkayasa secara genetik memungkinkan secara alami  membunuh 20-30%  sel-sel tua yang masa hidupnya lebih lama dari masa hidup yang diharapkan.