Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konflik Palestina Israel, Joe Biden dan Pepesan Kosong

17 Mei 2021   05:00 Diperbarui: 17 Mei 2021   10:17 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: images.squarespace-cdn.com

Dunia muslim sempat menaruh harapan besar ketika di minggu pertama Joe Biden dilantik menjadi presiden mengambil kebijakan untuk mencabut larangan masuk warga dan keluarga dari negeri muslim yang pernah  dicanangkan saat Trump berkuasa.

Dunia juga menaruh harapan besar ketika Joe Biden mengkapitalisasi  isu rasial terkait kematian George Floyd  yang menimbulkan gerakan masal di seluruh dunia yang di kenal dengan Black Lives Matters.

Dengan tutur katanya yang sangat mengesankan Joe Biden mengungkapkan simpati dan isi hatinya atas perlakukan rasialis yang terkait  dengan hak asasi manusia yang  secara instan menarik simpati  dunia.

Harapan demi harapan terus bermunculan terkait Joe Biden yang memotretnya sebagai presiden yang berbeda yang sangat perduli yang ingin mengembalikan chaos citra buruk Amerika selama pemerintahan Trump.

Namun ketika pecah kembali konflik Palestina dan Israel, munculkan ucapan dan pakem tradisional Amerika atas keberpihakannya pada Israel dengan menyatakan bahwa "Israel memiliki hak membela diri dan melindungi hal asasi manusia warganya".

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah apakah dalam situasi dan posisi yang sama warga Palestina tidak memiliki hak yang sama?

Konflik terbaru ini bermula ketika pemerintah Israel ingin mengeluarkan warga Palestina yang selama ini tinggal di Jerusalem Timur yang dinilai dunia sebagai kebijakan rasis.

Jika dilihat dari asal muasal konflik ini Joe Biden pastilah mengetahuinya namun ketika menyangkut Israel mengapa Joe Biden yang mulai dikenal dunia sebagai pembela HAM tidak berkutik salama sekali dan justru mengeluarkan pernyataan yang membela Israel yang tidak saja mendapat kritikan pedas  dunia namun juga dari para anggota internal partainya.

Detik detik penghancuran gedung press internasional yang ditempati AP, Al Jazeera dll oleh Israel. Photo: gettotext.com
Detik detik penghancuran gedung press internasional yang ditempati AP, Al Jazeera dll oleh Israel. Photo: gettotext.com
Ada satu hal lainnya yang sangat menarik ketika Israel menghancurkan dan meluluh lantakkan gedung pusat press internasional termasuk di dalamnya ada kantor AP dan Al Jazeera dll dengan alasan gedung ini merupakan markas Hamas.

Pemilik gedung dihubungi oleh tantara Israel untuk mengosongkan gedung hanya dalam waktu 1 jam saja karena akan dihancurkan dan setelah 1 jam berlalu gedung bertingkat yang merupakan salah satu gedung tertinggi di Gaza benar benar dihancurkan secara total tanpa sisa.

Dalam hal inipun Joe Biden kembali bungkam tidak memberikan komentar apapun padahal dalam situasi konflik atau perang sudah menjadi aturan internasional Press tidak boleh diserang.

Sangat jelas sekali tindakan Israel menghancurkan markas press internasional ini membahayakan nyawa insan press yang bertugas memberitakan apa yang terjadi di konflik Palestina Israel ini.

Konflik  Palestina Israel sudah berlangsung hampir satu minggu dan sudah memakan korban jiwa dari kedua belah pihak.

Roket yang diluncurkan oleh Hamas dari berbagai penjuru ini telah memakan korban warga sipil Israel dan juga tantara Israel.

Roket Hamas menghantam wilayah utara Israel. Photo:www.timesofisrael.com
Roket Hamas menghantam wilayah utara Israel. Photo:www.timesofisrael.com
Serangan Israel di wilayah Gaza. Photo: Mahmud Hams/AFP
Serangan Israel di wilayah Gaza. Photo: Mahmud Hams/AFP
Demikian juga serangan balasan Israel telah  memakan korban jiwa yang lebih besar lagi. Di wilayah Gaza saja serangan Israel ini telah memakan korban jiwa 130 orang termasuk didalamnya puluhan anak anak yang tidak berdosa  dan melukai lebih dari 1000 orang.

Konflik ini juga memicu   konflik langsung di akar rumput antara warga Palestian dan warga Yahudi di berbagai kota yang dikuasai Israel.

Tekanan terhadap Joe Biden kini mulai datang dari dalam partai demokrat. Isu yang berkembang di dalam partai menyangkut ketidakmampuan Joe Biden mengambil sikap tegas terkait kebijakan apa yang akan dilakukannya untuk mengakhiri konflik dan pelanggaran HAM yang terjadi.

Berdasarkan catatan perjalanan panjang konflik Palestina Israel ini hanya Amerika yang dapat menaklukkan Israel dan menyelesaikan konflik ini.  Oleh sebab itu jika  Joe Biden tidak dapat mengambil sikap dan menyelesaikannya sebagaimana pedahulunya  maka konflik ini memang sudah menjadi konflik abadi yang akan berlangsung sepanjang masa.

Kelompok liberal demokrat memang telah lama tidak menyetujui kebijakan luar negeri Amerika terhadap Israel dan menghendaki Joe Biden mengambil taktik baru dalam menyelesaikan konflik ini.

Sudah menjadi rahasia umum Amerika setiap tahunnya menggelontorkan bantuan yang sangat besar terhadap militer Israel.

Jumlah uang yang digelontorkan oleh Amerika untuk memfasilitasi militer Israel menurut Sanders mencapai US$ 4 milyar setiap tahunnya.

Dengan jumlah bantuan yang sangat besar ini maka dapat dipahami jika Israel mengabaikan apapun resolusi yang dikeluarkan oleh dewan keamanan PBB dan hanya tunduk pada keputusan Amerika.

Sejak Netanyahu berkuasa sejumlah kebijakan rasisme yang melanggar HAM walaupun dikecam oleh PBB terus dilakukannya seperti membangun pemukiman di wilayah sengketa dan kebijakan mengeluarkan warga palestina dari Jerusalem Timur.

Kelompok  inernal di dalam partai menghendaki bahwa bantuan terhadap Israel yang diberikan oleh Amerika tidak digunakan oleh Israel untuk melakukan pelanggakan HAM.

Keraguan Joe Biden dalam mengambil sikap ini jelas sangat terkait dengan suara dan kepentingan politik dan suara  dari pemilih warga Kristen.  Tradisi menjaga perolehan suara dari kelompok pemilih Kristen ini memang sudah berjalan sangat lama baik yang dilakukan oleh partai Republik maupun partai Demokrat.

Oleh sebab itu tidak heran jika kebijakan Trump yang sangat menghebohkan memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Jerusalem masih tetap dipertahankan oleh Joe Biden.

Demikian juga kebijakan Trump yang keluar dari kesepakatan  program nuklir Iran yang menuai kritik dunia juga diteruskan oleh Joe Biden.

Konflik Palestian Israel memang harus diakhiri namun ketika pemain kunci seperti Amerika masih memanfaatkan konflik ini untuk kepentingan politik dalam negeri Amerika maka konflik ini akan sangat sulit untuk diselesaikan.

Bayi berumur 5 bulan yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan akibat serangan Israel di Gaza yang menyebabkan Ibu dan keluarga bayi meninggal dunia. Photo: AFP.
Bayi berumur 5 bulan yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan akibat serangan Israel di Gaza yang menyebabkan Ibu dan keluarga bayi meninggal dunia. Photo: AFP.

Apabila kelak Joe Biden tidak dapat menyelelesaikan konflik ini secara berkeadilan maka Joe Biden akan dikenang  sebagai presiden yang sama dengan presiden Amerika sebelumnya yang hanya memanfaat konflik Palestina Israel untuk kepentingan politiknya semata yang menutup mata akan jatuhnya korban jiwa.

Hak Asasi Manusia yang seharusnya berlaku secara universal ternyata tidak berlaku dalam konflik Palestina Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun