Sejak Netanyahu berkuasa sejumlah kebijakan rasisme yang melanggar HAM walaupun dikecam oleh PBB terus dilakukannya seperti membangun pemukiman di wilayah sengketa dan kebijakan mengeluarkan warga palestina dari Jerusalem Timur.
Kelompok  inernal di dalam partai menghendaki bahwa bantuan terhadap Israel yang diberikan oleh Amerika tidak digunakan oleh Israel untuk melakukan pelanggakan HAM.
Keraguan Joe Biden dalam mengambil sikap ini jelas sangat terkait dengan suara dan kepentingan politik dan suara  dari pemilih warga Kristen.  Tradisi menjaga perolehan suara dari kelompok pemilih Kristen ini memang sudah berjalan sangat lama baik yang dilakukan oleh partai Republik maupun partai Demokrat.
Oleh sebab itu tidak heran jika kebijakan Trump yang sangat menghebohkan memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Jerusalem masih tetap dipertahankan oleh Joe Biden.
Demikian juga kebijakan Trump yang keluar dari kesepakatan  program nuklir Iran yang menuai kritik dunia juga diteruskan oleh Joe Biden.
Konflik Palestian Israel memang harus diakhiri namun ketika pemain kunci seperti Amerika masih memanfaatkan konflik ini untuk kepentingan politik dalam negeri Amerika maka konflik ini akan sangat sulit untuk diselesaikan.
Apabila kelak Joe Biden tidak dapat menyelelesaikan konflik ini secara berkeadilan maka Joe Biden akan dikenang  sebagai presiden yang sama dengan presiden Amerika sebelumnya yang hanya memanfaat konflik Palestina Israel untuk kepentingan politiknya semata yang menutup mata akan jatuhnya korban jiwa.
Hak Asasi Manusia yang seharusnya berlaku secara universal ternyata tidak berlaku dalam konflik Palestina Israel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H