Ketertarikan Judith Davys ini ternyata berhubungan dengan surat Einstein yang dikirim 72 tahun lalu yang masih disimpannya sampai saat ini yang ditujukan pada suaminya.
Berdasarkan hasil pengujian dan klarifikasi yang dilakukan berdasarkan arsip Einstein yang ada di the Hebrew University of Jerusalem ternyata memang benar bahwa surat tersebut asli ditulis oleh Einstein.
Secara spesifik Einstein dalam suratnya mengungkapkan bahwa  dengan mempelajari  tingah laku, sistem sensori, dan sistem respon lebah madu maka akan dapat membantu menguak misteri temuan temuan dalam bidang fisika lainnya yang diluar ranah fisika tradisional.
Einstein juga menekankan pentingnya mempelajari sistem sensory yang dimiliki oleh hewan untuk pengembangan ilmu fisika masa depan.
Pemikiran Eisntein terkait sistem navigasi hewan 70 tahun lalu kini sedikit demi sedikit mulai terungkap dan dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan.
Sebagai contoh terungkap bahwa ikan hiu dan ikan paus  dapat melakukan perjalannya dengan rute yang sangat akurat dengan menggunakan sistem magnet bumi. Demikian juga  dolphin dan kelelawar menggunakan suara sebagai alat navigasinya.
Kemampuan yang sangat luar biasa dari burung berbasis magnetic-sensing yang mendasari Einstein menghasilkan pemikiran  yang terkait dengan "keacakan dan keterjeratan kuantum (quantum randomness and entanglement)" yang menguncangkan dunia.
Pemikiran Einstein ini mengungkap bahwa reaksi kimia tertentu yang terkait dengan protein yang peka terhadap cahaya yang ada pada retina burung dipengaruhi oleh sistem magnet bumi yang membuat burung dapat menggunakannya sebagai kompas.
Tidak pelak lagi ketertarikan Einstein pada  sistem navigasi yang dimiliki oleh hewan menjadi pemicu kemunculan sistem radar modern yang sanagt sangat berguna bagi kehidupan manusia saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H