Kiprah Einstein dalam bidang fisika dan matematik sudah sangat luas dikenal dunia. Rasanya jika kita menyebut nama Einstein  pastilah orang akan mengenal Einstein dan mengenal karya spektakulernya di bidang fisika.
Namun apakah benar Einstein sebagai ilmuwan langka hanya tertarik pada fisika dan matematika?
Misteri ketertarikan Einstein di luar bidang fisika dan matematika baru saja terungkap
Sepucuk surat yang ditulis Einstein sekitar 70 tahun yang lalu mengungkap misteri bahwa ternyata ketertarikan Einstein yang kita kenal yaitu hanya pada fisika dan matematika tidak benar. Â Einstein tertarik pada multi disiplin keilmuan.
Rahasia ini terungkap ketika minggu ini surat singkat Einstein yang ditujukan kepada  Glyn Davys,  dipublikasikan minggu ini di The Journal of Comparative Physiology A (Sumber)
![Surat singkat Einstein yang mengungkap keterkaitannya dengan sistem navigasi lebah madu. Sumber: Dyer et al. (2021)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/14/b861409d9737c5b78cde2dd563506c54-609e60db8ede4838ba697992.jpg?t=o&v=770)
Pemicu Einstein menulis surat ini terkait dengan penelitan Glyn Davys yang mempelajari cara mendeteksi kapal dan pesawat dengan menggunakan radar yang saat itu merupakan peneltian rahasia.
Jika dihubungkan lagi dengan era penelitan yang dilakukan maka pada tahun 1949 terbukti ada satu artikel ilmiah yang dipublikasikan yang terkait dengan yang disinggung Einstein dalam suratnya.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Karl von Frisch terkait penemuannya bahwa lebah madu menggunakan sinar matahari yang terpolarisasi untuk menavigasi perjalanannya. Â Hasil karya ini membuat von Frisch diganjar hadiah novel di tahun 1973.
Berdasarkan hasil pelacakan yang dilakukan oleh para peneliti ternyata kisah ini diberitakan di The Guardian pada tahun 1949 lalu dan diduga sebagai pemicu Einstein menulis surat  singkat tersebut.
Hasil pelacakan oleh para peneliti ini  juga membuktikan bahwa Einstein ternyata menghadiri kuliah von Frisch Princeton University pada bulan April 1949.Â
Walaupun tidak ada data terkait apa yang didiskusikan ternyata  pada hari berikutnya setelah kuliah umum Einstein bertemu dengan von Frisch mendiskusikan sesuatu.
Mengapa Lebah Madu?
Hal yang sangat luar biasa adalah surat ini mengungkap pemikiran Einstein yang sangat jauh jauh ke depan terkait penelitian  tentang kecerdasan hewan berbasis sistem sensor yang dimilikinya khususnya pada sistem navigasi yang dimiliki oleh lebah madu.
Sistem sensor yang dimiliki oleh hewan kini menjadi landasan pengembangan ilmu yang berdampak besar pada kemaslahatan umat saat ini.
Hal ini berarti bahwa pemikiran Einstein terkait sistem navigasi modern yang digunakan oleh peralatan militer canggih dunia sudah  ada dalam pikirannya sekitar 70 tahun yang lalu.
oKemampuan lebah madu dalam menyesaikan soal matematika sederhana menunjukkan bahwa sistem kognitif yang dimiliki oleh lebah madu sangat luar biasa.
Kemampuan kognitif lebah madu ini terungkap dari hasil penelitian  dari Deakin University yang dipublikasikan di tahun 2019 lalu.
Dalam paper ilmiah ini terungkap bahwa lebah madu memiliki kemampuan koqnitif yang luar biasa karena dapat mengerti konsep zero dalam matematika dan sekaligus dapat menyesesaikan soal matematika.
Dalam menguji kemampuan koqnitif lebah madu ini peneliti memperlihatkan 3 buat titik biru dan melatih lebah madu dengan menambah satu titik lagi.  Selanjutnya  jika diperlihatkan tiga titik lainnya yang berwarna kuning maka lebah madu akan mengetahui  bahwa mereka harus mengurangi titik biru agar hasilnya sama dengan tiga titik kuning yang diperlihatkan kemudian.
![Lebah madu mengerti konsep Zero dalam matematika.Photo : phys.org](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/14/5b190e0f9f76b-609e657a8ede487b236feef4.jpg?t=o&v=770)
Ternyata publikasi yang mendapat perhatian dunia ini juga mendapat perhatian Judith Davys seorang janda yang tinggal di Inggris.
Ketertarikan Judith Davys ini ternyata berhubungan dengan surat Einstein yang dikirim 72 tahun lalu yang masih disimpannya sampai saat ini yang ditujukan pada suaminya.
Berdasarkan hasil pengujian dan klarifikasi yang dilakukan berdasarkan arsip Einstein yang ada di the Hebrew University of Jerusalem ternyata memang benar bahwa surat tersebut asli ditulis oleh Einstein.
Secara spesifik Einstein dalam suratnya mengungkapkan bahwa  dengan mempelajari  tingah laku, sistem sensori, dan sistem respon lebah madu maka akan dapat membantu menguak misteri temuan temuan dalam bidang fisika lainnya yang diluar ranah fisika tradisional.
Einstein juga menekankan pentingnya mempelajari sistem sensory yang dimiliki oleh hewan untuk pengembangan ilmu fisika masa depan.
Pemikiran Eisntein terkait sistem navigasi hewan 70 tahun lalu kini sedikit demi sedikit mulai terungkap dan dimanfaatkan dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan.
Sebagai contoh terungkap bahwa ikan hiu dan ikan paus  dapat melakukan perjalannya dengan rute yang sangat akurat dengan menggunakan sistem magnet bumi. Demikian juga  dolphin dan kelelawar menggunakan suara sebagai alat navigasinya.
![Sistem navigasi burung bar-tailed godwit yang sangat akurat dan berkesuaian dengan sistem trasmiter satelit. Sumber: Gill et al (2008)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/14/file-20210506-15-1v1hqig-c18989f8-609e638a8ede4813721fa4e3.jpg?t=o&v=770)
Kemampuan yang sangat luar biasa dari burung berbasis magnetic-sensing yang mendasari Einstein menghasilkan pemikiran  yang terkait dengan "keacakan dan keterjeratan kuantum (quantum randomness and entanglement)" yang menguncangkan dunia.
Pemikiran Einstein ini mengungkap bahwa reaksi kimia tertentu yang terkait dengan protein yang peka terhadap cahaya yang ada pada retina burung dipengaruhi oleh sistem magnet bumi yang membuat burung dapat menggunakannya sebagai kompas.
Tidak pelak lagi ketertarikan Einstein pada  sistem navigasi yang dimiliki oleh hewan menjadi pemicu kemunculan sistem radar modern yang sanagt sangat berguna bagi kehidupan manusia saat ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI