Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"The Reason I Jump", Indahnya Alam Pikir Penyandang Autisme

27 April 2021   04:52 Diperbarui: 28 April 2021   12:56 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naoki Higashida, penulis buku "The Reason I Jump". Foto: Toru Yamanaka/AFP/Getty Images

"Saat  anda melihat suatu objek, tampaknya Anda melihatnya secara keseluruhan terlebih dahulu, dan baru setelah itu memperhatikan detailnya. Tetapi bagi orang dengan autisme, detailnya langsung dapat terlihat , dan kemudian secara bertahap, dari gambaran detail ini akhirnya seluruh gambar mulai terlihat  dan  masuk ke dalam fokus pikiran."

Dari ungkapan Naoki ini jelas sekali perbedaan penderita autis dalam melihat sesuatu dengan pandangan kita sebagai orang normal. Sehingga tidak heran penderita autisme sering berdiam diri cukup lama jika memandang sesuatu objek yang baru.

Di lain bagian Naoki menulis :

 "Kami sendiri tidak tahu bagaimana  caranya menyelesaikan sesuatu dengan cara yang sama seperti Anda lakukan.  Namun seperti halnya orang lain, kami ingin melakukan yang terbaik semampu mungkin. Saat kami merasa anda sudah menyerah pada kami dan frustrasi, maka kami  merasa sedih. Jadi bantulah kami  terus, sampai akhir. "

Terkait  nilai suatu kehidupan Naoki menulis :

 "Tapi saya meminta Anda yang bersama kami sepanjang hari, untuk tidak  stres karena kami. Ketika anda mengalami stress, rasanya seolah-olah Anda menyangkal nilai kehidupan kita ini  dan hal ini  akan melemahkan semangat yang kita butuhkan untuk terus berjuang. Cobaan terberat bagi kita adalah anggapan  bahwa kita menjadi penyebab  kesedihan bagi orang lain. Kita dapat  bertahan dengan kesulitan kita tetapi ketika  hidup kita menjadi  sumber ketidakbahagiaan orang lain tentunya membuat kami sedih dan perih yang tak tertahankan. "

Ada hal lain yang sangat menarik yang diungkapkan oleh Naoki dalam bukunya yaitu yang menyangkut belas kasihan.  Naoki mengungkapkan bahwa  belas kasihan yang sejati adalah belas kasihan yang tidak merusak harga diri orang lain.

Para pakar psikologi memang sangat tersentak  ketika  Naoki dapat mengungkapkan pemahaman yang tidak dimengerti oleh orang normal terhadap autism.

Naoki menulis :

"Sebagai gambaran, saya telah  belajar bahwa setiap manusia baik yang normal maupun yang menyandang diabilitas perlu berusaha untuk melakukan yang terbaik dan dengan berjuang orang akan meraih kebahagiaan untuk kebahagiaan. Bagi kami  autisme itu normal - jadi kami memahami definisi  normal yang anda maksudkan.  Tapi selama kita dapat  belajar mencintai diri sendiri, maka tidak penting untuk mempertentangkan apakah kita normal atau autis."

Hal yang sangat mengharukan ketika Naoki menulis "Setiap orang memiliki hati yang bisa disentuh oleh sesuatu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun