Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pernyataan Siap Divaksin Duluan, Etis Kah?

9 Januari 2021   19:01 Diperbarui: 9 Januari 2021   19:28 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini fenomena vaksinasi pertama untuk kepala negara, politisi dan tokoh penting memang terjadi juga di berbagai negara namun sebaliknya di beberapa negara justru lebih realistis melakukan vaksinasi pertama untuk warga sipilnya yang memang menjadi prioritas.

Sebagai contoh di Inggris orang pertama yang mendapatkan vaksi setelah vaksin mendapat ijin penggunaan oleh pihak berwenang  adalah warga sipil pensiunan yang berusia 90 tahun yang bernama Margaret Keenan.

Dalam hal ini Inggris lebih memprioritaskan pemberian vansin pertama untuk orang yang memiliki resiko sangat tinggi tertular untuk menyelamatkan warganya.

Sebaliknya di Istrael orang yang mendapat vaksin pertama adalah kepala negaranya yaitu Benjamin Netanyahu yang berusia 71 tahun yang dianggap lebih memprioritas pemberian vaksin pertamanya untuk pimpinan negaranya.

Pimpinan negara yang mendapat vaksin pertama bukan hanya Perdana Menteri Istrael saja. Pimpinan Dubai yang gerusia 71 tahun Mohammed bin Rashid al-Maktoum, Raja Bahrain, Perdana Menteri Singapura  juga mendapat vaksin pertama di negara nya dengan menggunakan vaksin yang diproduksi Tiongkok.

PM Singapura ketika divaksin. Photo:witter/@leehsienloong)
PM Singapura ketika divaksin. Photo:witter/@leehsienloong)
Fenomena ini juga terjadi di Amerika dimana pimpinan dan mantan pimpinan seperti Joe Biden mendapat prioritas pertama untuk divaksin dan akan disusul dengan Bill Clinton, George W. Bush dan  Barack Obama menyatakan kesediaannya untuk divaksin pertama.

Pada kasus Amerika jika berdasarkan resiko maka mantan presiden Obama harusnya  dikeluarkan sebagai orang yang mendapat prioritas vaksin  karena Obama baru berusia 59 tahun.

Contoh perbedaan prioritas di atas memang sangat perlu diperhatikan di Indonesia mengingat jumlah vaksin yang terbatas di tahap awal pelaksanaan program vaksinasi nasional ini.

Prioritas pemberian vaksin ini dapat saja atas dasar pertimbangan orang yang beriko tingggi terkena virus yang harus diprioritaskan dan dilanjutkan dengan kelompok yang berada di garis depan yaitu dokter dan tenaga kesehatan.

Kalangan selibritis yang secara sukarela ikut dalam program vaksinasi memang dapat juga ditempuh untuk menyakinkan masyarakat akan keamanan vaksin namun harus tetap berdasarkan prioritas resiko.

Elbvis ketika divaksin polito. Photo: AP
Elbvis ketika divaksin polito. Photo: AP
Tidak banyak orang mengetahui bahwa di tahun 1956 Elvis Presley berpartisipasi untuk divaksin polio secara sukarela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun