Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Lelah Fisik dan Pikiran di Era Daring, Wajarkah?

18 Desember 2020   12:07 Diperbarui: 19 Desember 2020   19:01 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : nadia_snopek/Adobe Stock

Memang banyak yang berpendapat bahwa komunikasi langsung itu sama saja dengan komunkasi tidak langsung karena kita dapat mendengar suara dan melihat orang yang kita ajak berkomunikasi melalui video conference, namun benarkah demikian?

Jika diamati lebih dalam lagi, maka kita akan menemukan fenomena dimana seusai berkomunikasi kita merasakan perbedaan yang besar antara komunikasi langsung dengan komunikasi tidak langsung dan merasakan ada sesuatu yang hilang dan tingkat kelelahan yang berbeda seusai melakukan komunikasi dengan dua cara ini?

Menurut pakar psikologi komunikasi langsung dan tidak langsung sangat berbeda dalam hal input dan penggunaan energi yang diperlukan.

Otak kita memiliki cadangan energi untuk melakukan semua aktivitas komunikasi ini. Setiap aktivitas seperti berbicara, berargumentasi, berdiskusi dan memikirkan langkah lanjutnya saat melakukan komunikasi langsung akan membuat sistem suplai energi di otak bersifat sangat dinamis.

Dinamika supplay demand energi di otak terkait komunikasi tidak langsung di depan laptop akan sangat berbeda dan terasa lebih sulit karena otak kita memang sudah didesain untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung.

Faktor lain yang tanpa kita sadari berkontribusi terhadap kelelahan otak dan berdampak pada fisik adalah gangguan ekternal.

Kita tentunya akan merasa sangat jengkel ketika kita sudah mempersiapkan dengan baik rencana video conference namun tiba ada gangguan jaringan, dimana suara kita terputus putus ataupun tidak terdengar, tiba tiba gambar (video) kita hilang di saat kita menjadi pembicara.

Bahkan hal hal kecil yang tidak dapat kita hindari seperti suara truk sampah yang lewat di depan rumah ataupun suara tukang baso, penjual roti, penjual tahu, penjual sayur yang suaranya sangat lantang melintas dan membuat suara suara tersebut terdengar di video conference membuat kita bertambah jengkel.

Jadi pada intinya terjadi pengurangan kualitas komunikasi jika dibandingkan dengan komunikasi face to face akibat perbedaan proses kognitif nya.

Kita mungkin kurang menyadari bahwa memandang layar laptop selama berjam jam akan menguras energi dan dapat berdampak pada pengurasan mood dan perasaan kita di penghujung hari.

Proses komunikasi memang sangat kompleks karena tidak saja menyangkut melihat layar dan mendengarkan suara saja namun juga menyangkut hal lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun