Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cold Chain, Kunci Sukses Program Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

12 Desember 2020   15:35 Diperbarui: 14 Desember 2020   08:27 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksin Covid-19 Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020). Vaksin diterbangkan dari Beijing, Cina dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 21.30 WIB. (Foto: Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden via kompas.com)

Jika cold chain ini gagal maka vaksin akan mengalami degradasi dan dapat saja terkontaminasi oleh bakteri yang akan menimbulkan permasalahan baru.

Sebagai gambaran kerumitan salah satu simpul cold chain ketika vaksin akan digunakan. Vaksin beku harus di thawing terlebih dulu dari suhu penyimpanan -70 oC menjadi suhu simpan di freezer biasa. Jika sudah di thawing maka masa simpan vaksin ini hanya 5 hari saja.

Sebagai gambaran kerumitan salah satu simpul cold chain ini kita gunakan contoh berikut. Pfizer sebagai salah satu produsen vaksin mengemas produk vaksinnya dalam satuan 1000 vial dan setiap vial berisi 5 dosis vaksin. Jadi dalam satu box akan berisi 5.000 dosis vaksin. 

Jika box vaksin ini sudah dibuka maka vaksin harus dibuka dalam waktu kurang dari 1 menit untuk selanjutnya disimpan dalam refrigerator dan harus digunakan dalam waktu 5 hari.

Pemerintah perlu menjamin sistem manajemen penyimpanan dan pendistribusian vaksin yang efesien dan efektif. Perlu segera diputuskan dimana titik distribusi vaksin setelah tiba di Indonesia. 

Jika titik simpul vaksinasi dilakukan di rumah sakit, maka perlu dipastikan semua rumah sakit yang menjadi titik simpul pendistribusian vaksin harus memiliki fasilitas ultra low temperature freezer.

Akan sangat mustahil jika titik distribusi ini akan dilakukan di puskesmas karena umumnya tidak memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai. Fasilitas penyimpanan yang dimiliki oleh puskesmas umunya adalah freezer biasa yang hanya dapat menyimpan vaksin selama 5 hari dengan efektif.

Indonesia diprediksi akan menghadapi tantangan besar dalam penyimpanan vaksin ini dalam jumlah yang sangat besar mengingat Indonesia adalah negara tropis. Kalaupun akan menggunakan fasilitas penyimpanan ultra low temperature freezer berarti akan memerlukan jumlah dan kapasitas yang sangat besar.

Kita perlu belajar dari distribusi produk segar yang akhirnya tidak dapat mencapai supermarket sebagai titik penjualan karena cold chain nya terputus dan menyebabkan produk rusak sebelum mencapai konsumen. Persentase produk segar yang rusak akibat terputusnya cold chain ini mencapai 25%.

Perlu dipikirkan dengan sangat cermat cara yang paling efektif dalam pendistibusian vaksin. Jika dilakukan melalui darat akan menggunakan fasilitas apa? demikian juga apabila didistribusikan menggunakan pesawat sampai mencapai titik distribusi akan menggunakan fasilitas apa?

Pemerintah Indonesia harus sesegera mungkin membuat perencanaan yang cermat agar cold chain vaksin Covid-19 ini dapat dijamin aman dan tidak bermasalah dan tentunya untuk melakukan hal tersebut bukanlah hal yang mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun