Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pasrah

9 Januari 2020   23:10 Diperbarui: 9 Januari 2020   23:10 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Luis Del Rio Camacho/Unsplash, CC BY-NC

Ketika pertama kali bertemu

Ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya

Sosok alami, cantik, anggun dan mungil

Tapi aku menutup rapat jendela hatiku

Perasaan itu terkubur oleh  khayalan dan kemustahilan

Luka itu terasa sangat perih

Menusuk dalam kalbu

Aku hanya bisa merenung

Mengubur benih itu dalam kegelapan hati

Menyimak takdir Ilahi

Aku tidak berdaya

Ketika jendela hati yang tertutup rapat mulai tergerus

Tergerus bayangan ciptaan ilahi yang anggun

Jendela itu perlahan terbuka

Aku sungguh tidak mampu menutupnya kembali

Dalam doaku, aku bertanya pada sang Khaliq

Apakah ini jalan yang telah engkau gariskan?

Aku berusaha membaca dan mengerti bayangan jalan yang telah engkau gariskan

Jalan setapak yang berliku

Di tepian hutan

Jalan setapak itu dipenuhi ranting kering dan daun gugur

Di sana ada kuncup bunga bunga liar yang mulai tumbuh

Apakah di dalam hati sosok mungil itu masih ada seberkas cahaya kehidupanku?

Ijinkan aku menagis bersamanya

Ijinkan aku  berdoa untuknya

Agar sosok mungil itu tetap ceria dan Bahagia

Ya Allah janganlah engkau hapus sosok mungil itu dalam hatiku

Aku ingin membahagiakannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun