Ketika pertama kali bertemu
Ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya
Sosok alami, cantik, anggun dan mungil
Tapi aku menutup rapat jendela hatiku
Perasaan itu terkubur oleh  khayalan dan kemustahilan
Luka itu terasa sangat perih
Menusuk dalam kalbu
Aku hanya bisa merenung
Mengubur benih itu dalam kegelapan hati
Menyimak takdir Ilahi
Aku tidak berdaya
Ketika jendela hati yang tertutup rapat mulai tergerus
Tergerus bayangan ciptaan ilahi yang anggun
Jendela itu perlahan terbuka
Aku sungguh tidak mampu menutupnya kembali
Dalam doaku, aku bertanya pada sang Khaliq
Apakah ini jalan yang telah engkau gariskan?
Aku berusaha membaca dan mengerti bayangan jalan yang telah engkau gariskan
Jalan setapak yang berliku
Di tepian hutan
Jalan setapak itu dipenuhi ranting kering dan daun gugur
Di sana ada kuncup bunga bunga liar yang mulai tumbuh
Apakah di dalam hati sosok mungil itu masih ada seberkas cahaya kehidupanku?
Ijinkan aku menagis bersamanya
Ijinkan aku  berdoa untuknya
Agar sosok mungil itu tetap ceria dan Bahagia
Ya Allah janganlah engkau hapus sosok mungil itu dalam hatiku
Aku ingin membahagiakannya