Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Drama di Balik Tragedi Thalidomide

1 Juli 2018   11:32 Diperbarui: 1 Juli 2018   13:18 1792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr McBride di era tahun 1960 an bekerja di rumah sakit bersalin maternity hospital in Blakehurst, Sydney. Photo: Keystone-France/Getty Images

Minggu lalu Dr William McBride yang dikenal dunia sebagai orang yang pertama kalinya menghubungkan penggunaan Thalidomide dengan kejadian cacat pada bayi di era tahun 1960 an meninggal dunia.

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar obat yang bernama  Thalidomide yang akhirnya dilarang penggunaannya di dunia kedokteran karena menyebabkan cacat pada bayi.

Saat belum diketahui efek negatif nya Thalidomide diberikan  dokter di era tahun 1960 an sebagai obat anti mual pada ibu yang sedang hamil dan juga antidepresi.

Berbicara Thalidomide tentunya kita tidak dapat mengabaikan nama Dr William McBride dari Australia yang saat itu menjadi anggota dari Sydney's society gynaecologist dan pernah menjalankan profesinya sebagai seorang dokter  di  rumah sakit bersalin di  Blakehurst, Sydney.

Dr McBride di era tahun 1960 an bekerja di rumah sakit bersalin maternity hospital in Blakehurst, Sydney. Photo: Keystone-France/Getty Images
Dr McBride di era tahun 1960 an bekerja di rumah sakit bersalin maternity hospital in Blakehurst, Sydney. Photo: Keystone-France/Getty Images
Drama ini dimulai ketika seorang perawat bernama  Sparrow  yang bekerja di tempat yang sama dengan Dr William McBride mengamati kemunculan bayi yang mengalami cacat dengan jumlah yang tidak biasa.

Perawat Sparrow saat itu menduga bahwa kemunculan kejadian luar biasa berupa cacat pada bayi ini terkait dengan obat mual yang mengandung Thalidomide yang biasa diberikan oleh Dr William McBride pada pasiennya.

Peristiwa ini nantinya akan menghebohkan dunia karena terkait dengan kandungan Thalidomide yang tadinya dianggap sebagai obat mual yang aman diminum ternyata berdampak fatal.

Kisah ini selanjutnya menjadi kontroversi karena pengakuan Dr William McBride bahwa dialah yang pertama kali mengetahui bahwa Thalidomide yang mengakibatkan cacat pada bayi yang baru lahir. Saat itu Dr William McBride memang sudah mulai memberikan resep obat anti mual yang mengandung thalidomide kepada pasiennya sebelum dokter kandungan lainnya memberikannya.

Nama Dr William McBride mulai mencuat di dunia ketika dia mengirimkan surat forum ilmiah ternama Lancet dengan menanyakan apakah ada dokter lain yang menemukan kasus yang sama dengan kasus cacat bayi yang diamati terkait  dengan Thalidomide ini.

Kelak di kemudian hari  terbukti bahwa sebenarnya penelitian yang sesungguhnya yang berhasil membuktikan bahwa  thalidomide terkait  cacat pada bayi dilakukan oleh seorang dokter ahli genetik dan kandungan dari Jerman yang bernama Professor Widukind Lenz.

Hasil penelitian inilah yang akhirnya menandai dilarangnya penggunaan Thalidomide di dunia pengobatan di tahun 1961  karena mengakibatkan cacat pada bayi.

Jadi dalam kasus ini sebenarnya Dr McBride hanya seorang  dokter bukan seorang peneliti.  Namun namanya mendunia setelah 10 tahun setelah kejadian dikirimnya surat ke Lancet tersebut. 

Akibatnya Dr McBride menjadi pemberitaan dunia karena dianggap sebagai orang pertama yang memberikan peringatan bahwa thalidomide mengakibatkan cacat pada bayi. Bahkan dalam beberapa kasus Dr McBride bersaksi di pengadilan yang merupakan kasus tuntutan pada produsen obatnya.

Saat itu memang baru  anti depresi  tricyclic yang disebut sebagai penyebab cacat pada bayi,  Namun dalam perkembangan selanjutnya obat anti mual yang bernama Debendox juga terkait dengan cacat pada bayi.  Padahal saat itu obat anti mual ini sangat umum digunakan oleh ibu hamil yang jumlah penggunaannya di dunia mencapai 30 juta orang.

Pada tahun 1953  Thalidomide diproduksi pertama kalinya  oleh perusahaan obat Jerman yang bernama  the Gruenenthal Group.  Di Inggris ijin penggunaan obat ini dikeluarkan pada tahun 1958.

Dalam membuktikan hubungan antara thalidomide dengan kejadian cacat pada bayi di Amerika Dr McBride di cross check secara intentif terkait penemuannya ini.

Dalam penelitian pembuktian ini Dr McBride dengan lembaga penelitiannya ternyata tidak dapat membuktikan klaimnya ini dari hasil uji cobanya dengan menggunakan kelinci.

Bahkan kelak terbukti bahwa dalam publikasinya terkait hasil penelitian tersebut Dr McBride menggunakan kelinci lain dengan dosis yang ditingkatkan sehingga terlihat hasil yang menunjukkan bahwa Thalidomide yang menyebabkan bayi cacat.

Menurut  Dr Norman Swan  yang saat itu pernah bekerja sebagai seorang dokter di the Royal Alexandra Hospital for Children in Sydney sejarah nantinya  akan membuktikan bahwa kejadian yang menimpa Dr McBride menyebabkan untuk pertama kalinya munculnya kode etik penelitian dan pembatalan ijin praktek terkait dengan pemalsuan hasil penelitian di Australia.

Dalam dunia penelitian kejujuran ilmiah adalah segala galanya karena menyangkut reputasi ilmiah seorang peneliti. Di dalam dunia penelitian pula suatu penelitian dapat diuji kembali keabsahannya dengan melihat materi dan metode ilmiah yang dilakukan.

Sudah banyak jalan pintas  yang ditempuh oleh para peneliti yang ingin menjadi terkenal di dunia tetapi melakukan cara yang tidak terpuji seperti memanipulasi hasil peneliannya.  Terungkapnya kasus pemalsuan penelitian cloning yang dilakukan oleh peneliti  terkenal dunia asal Korea Selatan merupakan salah satu contoh terkini.

Semoga para ilmuwan dapat menarik pelajaran dari kasus ini.

Rujukan: Satu,Dua, Tiga,Empat,Lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun