Jadi dalam kasus ini sebenarnya Dr McBride hanya seorang  dokter bukan seorang peneliti.  Namun namanya mendunia setelah 10 tahun setelah kejadian dikirimnya surat ke Lancet tersebut.Â
Akibatnya Dr McBride menjadi pemberitaan dunia karena dianggap sebagai orang pertama yang memberikan peringatan bahwa thalidomide mengakibatkan cacat pada bayi. Bahkan dalam beberapa kasus Dr McBride bersaksi di pengadilan yang merupakan kasus tuntutan pada produsen obatnya.
Saat itu memang baru  anti depresi  tricyclic yang disebut sebagai penyebab cacat pada bayi,  Namun dalam perkembangan selanjutnya obat anti mual yang bernama Debendox juga terkait dengan cacat pada bayi.  Padahal saat itu obat anti mual ini sangat umum digunakan oleh ibu hamil yang jumlah penggunaannya di dunia mencapai 30 juta orang.
Pada tahun 1953  Thalidomide diproduksi pertama kalinya  oleh perusahaan obat Jerman yang bernama  the Gruenenthal Group.  Di Inggris ijin penggunaan obat ini dikeluarkan pada tahun 1958.
Dalam membuktikan hubungan antara thalidomide dengan kejadian cacat pada bayi di Amerika Dr McBride di cross check secara intentif terkait penemuannya ini.
Dalam penelitian pembuktian ini Dr McBride dengan lembaga penelitiannya ternyata tidak dapat membuktikan klaimnya ini dari hasil uji cobanya dengan menggunakan kelinci.
Bahkan kelak terbukti bahwa dalam publikasinya terkait hasil penelitian tersebut Dr McBride menggunakan kelinci lain dengan dosis yang ditingkatkan sehingga terlihat hasil yang menunjukkan bahwa Thalidomide yang menyebabkan bayi cacat.
Menurut  Dr Norman Swan  yang saat itu pernah bekerja sebagai seorang dokter di the Royal Alexandra Hospital for Children in Sydney sejarah nantinya  akan membuktikan bahwa kejadian yang menimpa Dr McBride menyebabkan untuk pertama kalinya munculnya kode etik penelitian dan pembatalan ijin praktek terkait dengan pemalsuan hasil penelitian di Australia.
Dalam dunia penelitian kejujuran ilmiah adalah segala galanya karena menyangkut reputasi ilmiah seorang peneliti. Di dalam dunia penelitian pula suatu penelitian dapat diuji kembali keabsahannya dengan melihat materi dan metode ilmiah yang dilakukan.
Sudah banyak jalan pintas  yang ditempuh oleh para peneliti yang ingin menjadi terkenal di dunia tetapi melakukan cara yang tidak terpuji seperti memanipulasi hasil peneliannya.  Terungkapnya kasus pemalsuan penelitian cloning yang dilakukan oleh peneliti  terkenal dunia asal Korea Selatan merupakan salah satu contoh terkini.
Semoga para ilmuwan dapat menarik pelajaran dari kasus ini.