Narkoba bukan hanya menyangkut kejahatan biasa namun sudah dapat dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa yang mengancam negara dan generasi depan bangsa.
Terlepas dari kemungkinan pelanggaran terhadap Hak Azasi Manusia, tampaknya upaya Philippina untuk mengatasi darurat narkoba dan perang melawan penjahat narkoba perlu kita acungi jempol.
Sejak masa kampanye memang Rodrigo Dutarte memang mengasung semboyan “No to Drugs” yang benar benar direalisasikan dalam tindakan nyata berupa perang besar besaran melawan semua sendi terkait narkoba mulai dari pengguna, pengedar dan bandar ketika Dutarte menjadi presiden.
Perang terhadap narkoba yang dilakukan secara besar besaran ini memang menguncang dunia bawah tanah aktivis narkoba. Disamping dikejar dan ditembak mati bagi pengedar dan gembong narkoba, pemerintah Philipina juga mentargetkan pengguna narkoba.
Akibat dari gelombang perang ini dalam beberapa minggu ini ini sebanyak 60 ribu pencandu narkoba berbondong bondong mengunjungi klinik rehabilitasi narkoba agar tidak masuk kategori yang akan menjadi target pasukan pemburu pengedar dan gembong narkoba.
Para pengedar dan gembong narkoba di Philipina kini ada dalam situasi ketakukan yang luar biasa karena pasukan khusus yang dilibatkan dalam perang melawan narkoba ini memiliki semacam lisensi untuk "shoot first, ask later"
Mengapa Phillipina melakukannya?
Menurut WHO Philipina merupakan negara yang memiliki angka pengguna ekstasi (methamphetamine) yang tertinggi di wilayah Asia Timur. Disinyalir Philipina telah dikuasi oleh bandar narkoba internasional jaringan geng China yang mengimpor narkoba dari China, mendirikan laboratorium di Philipina dan mengendalikan operasi pengedaran narkoba dari penjara penjara.
Minggu lalu secara terbuka presiden Dutarte mengumumkan nama 5 perwira tinggi polisi sebagai “narco-general” yang menjadi pelindung sindikat narkoba. Tidak hanya sampai disitu saja bahkan untuk satu propinsi saja sebanyak 120 polisi telah dipecat karena terlibat dengan narkoba.
Baru baru saja Presiden Dutarte mengultimatum para pengedar dan gembong narkoba dengan mengatakan :