Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tony Blair: Perang Irak kesalahan Besar

26 Oktober 2015   06:09 Diperbarui: 26 Oktober 2015   09:45 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pasukan sekutu berhasil menggulingkan Saddam Husein dan menguasai Irak pada tahun 2003 dan deklarasi bahwa kekuatan Al Qaeda sudah dilumpuhkan pada tahun 2008 ternyata kejadian tersebut bukan merupakan awal terjadinya kestabilan politik di Timur Tengah, namun justru sebaliknya.

Pada saat penggulingan Saddam Husien memang ISIS belum terdengar keberadaannya, namun pada kenyataanya ISIS sudah ada dan kemungkinan “dipelihara” keberadaan saat itu untuk melawan rezim Saddam Husein. Saat perang teluk cikal bakal ISIS ini pindah ke Syria dan membesarkan diri untuk selanjutnya kembali ke Irak dan berkembang secara tidak terkendali.

Arab Spring di Libya berhasil menggulingkan pemimpin yang berkuasa. Photo: http://i.huffpost.com

 

Tidak hanya itu saja penggulingan Saddam Husein dinilai sebagai pemicu gelombang perubahan di Timur Tengah yang dikenal sebagai “Arab Spring”. Gelombang Arab Spring melanda negara-negara di Timur Tengah satu persatu seperti wabah. Sebut jasa runtuhnya kekuasaan Kadhafi, pergolakan di Mesir yang menumbangkan Husni Mobarak, perang saudara di Syria dll.

Anehnya ada beberapa negara di kawasan ini yang sengaja “dikontrol”, “dibiarkan” dan bahkan “dilindungi”, sebut saja Iran dan Saudi Arabia. Iran walaupun mendapat tekanan hebat karena kemampuannya membuat senjata nuklir masih eksis. Sementara itu Saudi Arabia yang oleh Amnesti Internasional dikategorikan sebagai negara bermasalah dalam hal pelanggaran HAM sengaja dilindungi. Negara-negara di Timur Tengah yang dianggap “jinak” dan memberi keuntungan pada negara barat dibiarkan dan aman dari gelombang “Arab Spring”.

Pengakuan dan permintaan maaf Tony Blair  terkait kesalahan data intelejen ini memang sangat mengherankan dan tidak masuk akal, sebab Amerika dan Inggris tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki kemampuan intelejen terkuat di Dunia.

Spekulasi akhirnya merebak bahwa ada kekuatan yang berkepentingan di balik dipublikasikan informasi intelejen yang salah tersebut. Kekuatan ini tentunya sudah memperhitungkan efek dominan yang akan terjadi jika penggulingan Saddam Husein dimulai. Mereka pasti sudah memperhitungkan eksistensi ISIS yang saat itu masih bayi dan dampaknya di kemudian hari. Mereka sudah pasti tau bahwa Arab Spring bukanlah sesuatu gelombang perubuhan yang terjadi dengan sendirinya melainkan gelombang yang didesign oleh kekuatan ini.

Invasi ke Irak dan penggulingan Saddam Husein diduga sebagai salah satu pemicu tumbuhnya kekuatan ISIS di Irak dan Syria. Photo: http://cbsnews1.cbsistatic.com

Kekuatan itu memang telah berhasil mengaduk-aduk peta politik dan kekuatan di Timur Tengah dengan harapan terjadi keseimbangan baru yang tentunya menguntungkan pihak yang berada dibalik ini semua. Akankah kasus Al Qaeda yang dulunya diperlihara dan dibesarkan untuk melawan kekuatan Uni Soviet yang saat itu sudah lama menguasai peta politik di beberapa negara di Timur tengah khususnya Afghanistan. Osama bin Laden yang pada awalnya “dibesarkan” oleh Amerika akhirnya berbalik menghantam Amerika.

Pengakuan Toni Blair diharapkan menjadi titik terang untuk mengungkap siapa dalang di balik kekacauan di Timur Tengah ini. Pengakuan dan permintaan maaf Tony Blair memang meringankan beban dan pikiran yang menghantuinya setelah dia tidak berkuasa lagi. Namun rakyat Inggris sudah lama tau bahwa terjadi kesalahan besar ketika Inggris melibatkan diri dalam melakukan invasi Irak  13 tahun yang lalu sekaligus menyalahkan Toni Blair atas banyaknya korban yang jatuh dari pihak Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun