Pihak oposisi dalam wawancaranya dengan ABC menyatakan bahwa hubungan buruk Indonesia-Australia saat ini sudah mulai menunjukkan dampaknya. Ketegangan hubungan Indonesia Australia telah terjadi berberapa kali dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini mulai dari penyadapan tehadap percakapan SYB, istri dan pejabat Indonesia, pelaksanaan hukuman mati Bali Duo Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dan yang terakhir pemberian uang kepada awak kapal pembawa pengungsi untuk kembali ke Indonesia.
Walaupun duta besar Australia Paul Grigson untuk Indonesia telah kembali ke Jakarta setelah sebelumnya kembali ke Australia sebagai bentuk protes pemerintah Australia atas pelaksanaan hukuman mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran tampaknya hubungan Indonesia dan Australia masih dingin.
Dalam wawancaranya dengan Fairfax Radio, senator independent Nick Xenophon setelah melakukan kunjungannya ke Indonesia menyatakan bahwa ketegangan hubungan Indonesia Australia masih dalam tegangan tinggi. Dia menyatakan bahwa baik pemerintah, kelompok masyarakat, kelompok agama di Indonesia merasa tersinggung dengan sikap dan penyataan Tony Abbott pada saat terjadinya pelaksanaan hukuman mati Bali Duo yang mengaitkannya dengan bantuan Australia saat terjadi Tsunami di Aceh pada tahun 2004.
Kembali pada masalah persapian, tampaknya filosofi “duduk sama rendah berdiri sama tinggi” dalam bertetangga yang mungkin saja kurang dipahami oleh pemerintah Australia saat ini, merupakan kunci dan norma bagaimana hubungan kedua negara itu seharusnya dilakukan. Tidak dapat dipungkiri kedua negara ini memang saling membutuhkan, namun ketersingungan atas sikap salah satu pihak dapat saja membuat hubungan kedua negara yang betetangga dekat ini terasa asing.
Sumber : Sydney Morning Herad, The Australian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H