Mohon tunggu...
Riwisna Putunanga
Riwisna Putunanga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Sains Psikologi Kesehatan, Universitas Padjadjaran

currently diving and growing into health/medical psychology. Salam Sehat!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sentuhan dan Pelukan Meredakan Stres dan Rasa Sakit

2 Desember 2022   08:05 Diperbarui: 2 Desember 2022   08:20 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah kah saat kita merasa “sakit” kemudian pelukan seolah-olah meringankan hal tersebut?

Kita memeluk seseorang saat dalam keadaan senang, sedih, dan marah untuk mencari kenyamanan. Pelukan membuat diri menjadi lebih baik.

Rasa sakit adalah sinyal untuk tubuh bahwa ada hal yang mengganggu di diri individu yang perlu perbaiki. Rasa sakit juga memiliki arti medis, rasa sakit adalah gejala yang paling mungkin mengarahkan seseorang untuk mencari pengobatan. Keluhan rasa sakit sering menyertai gangguan mental dan fisik (Taylor, 2018).

Terkadang, kita merasakan sakit tidak hanya karena adanya gangguan fisiologis atau memiliki suatu penyakit saja. Situasi yang menekan secara mental juga dapat menimbulkan rasa sakit, lebih parahnya dapat menyebabkan rasa sesak. Situasi tersebut dapat dikatakan bahwa individu sedang mengalami stres.

Stres adalah  respon tubuh yang tidak spesifik terhadap suatu beban atau tuntutan. Lazarus dan Folkman (1984) mengungkapkan bahwa stres merupakan hubungan tertentu antara individu dan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai beban atau melebihi sumber dayanya dan mengganggu kesejahteraannya. Apabila stres tidak diatasi dengan baik, stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi dan mengubah fungsi biologis dan menimbulkan sakit fisiologis. Rasa sakit akan menjadi kronis dan dapat berkembang menjadi pola perilaku yang maladaptif dan mengganggu kesehatan jangka panjang.

Maka rasa sakit secara fisiologis maupun psikologis dapat diungkapkan pada frasa yang sama, “saya sedang merasa sakit”.

Pada satu studi social cognitive and affective neuroscience, social support memiliki hubungan yang signifikan dalam mengurangi dan meredakan rasa sakit. Terkadang perasaan sakit dan tidak nyaman muncul setelah berpisah dari orang lain, maka untuk meredakan perasaan tersebut individu membutuhkan social support. Social support merupakan dukungan dari individu lain bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dan dihargai (Taylor, 2018). Social support memiliki peran dalam mengurangi respon syaraf, fisiologis dan neuroendokrin terhadap rasa sakit dan stres.

Emotional physical support (dukungan emosional) merupakan salah satu tipe dari social support. Pengalaman dukungan emosional sentuhan yang lembut seperti menggenggam tangan dan memeluk dapat menaikan detak jantung, namun  tekanan darah akan menurun beberapa saat kemudian. Penurunan tekanan darah diiringi dengan mengurangnya rasa sakit serta stres. Penurunan stres terukur pada individu yang dipegang tangannya atau mendapatkan pelukan (menerima support).

Psychological science (2015) meneliti 406 partisipan selama 8 tahun efek berpelukan terhadap pengurangan rasa sakit. Partisipan yang terlibat memperlihatkan penurunan peluang sakit. Hal ini terjadi karena saat berpelukan, tubuh individu melepaskan ketika berpelukan, tubuh akan melepaskan hormon oksitosin, hormon dopamin, dan hormon serotonin yang dianggap dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan kebahagiaan, serta memberikan respon terhadap stres yang dimiliki oleh individu.

Ketika individu mendapatkan stimulus sentuhan dari berpelukan, terdapat banyak faktor yang terlibat pada individu, yaitu faktor biolgis, psikologis, dan sosial, atau dapat disebut dengan biopsikososial. Engel (dalam Taukeni, 2020) mengembangkan model biopsikososial sebagai alternatif model biomedis yang digunakan oleh dokter. Saat ini biopsikososial tidak hanya berkaitan dengan biologis, psikologis dan sosial, namun juga berkaitan dengan spiritual.

Health is a dynamic state of complete physical, mental, spiritual and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity” (Saad, Medeiros, & Mosini, 2017).

Pandangan model biopsikososial – spiritual memudahkan professional kesehatan untuk mengetahui  dan memahami dengan lebih baik mengenai pandangan subjektif dari pasien terhadap rasa sakit mereka. Biopsikososial - spiritual membantu meningkatkan kesejahteraan individu, menjadi dorongan untuk individu dalam mengatasi rasa sakit atau stres yang mereka miliki. Biopsikososial - spiritual memberikan efek kepada individu seperti perubahan persepsi individu karena mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar sehingga ada perubahan perilaku yang lebih sehat baik secara fisiologis maupun psikologis.

Maka sentuhan dan pelukan dapat memberikan banyak manfaat seperti, 1) meredakan stres, 2) melindungi tubuh dari gejala sakit dan meningkatkan kekebalan imun tubuh, 3) meningkatkan kesehatan kardiovaskular, 4) membuat diri menjadi lebih bahagia, 5) meredakan rasa takut, 6) meredakan rasa sakit, dan 7) membantu “berkomunikasi” dengan orang lain.

Psikoterapis, Virginia Satir, mengatakan bahwa kita membutuhkan minimal empat pelukan sehari untuk bertahan, delapan pelukan untuk maintenance, dua belas pelukan dari orang terkasih untuk bertumbuh, bahkan lebih banyak dari itu akan lebih baik untuk kesejahteraan hidup. Namun bila tidak memungkinkan, kita dapat mencoba untuk self-hug atau umumnya dikenal sebagai butterfly-hug diiringi dengan mengucapkan self-affirmation. Tidak hanya meredakan stres dan juga rasa sakit, namun hal ini juga memberikan kesempatan untuk diri kita mengenal lebih dalam dan mempelajari diri sendiri agar dapat menjadi individu yang lebih sejahtera.

Salam Sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun