Pernah kah saat kita merasa “sakit” kemudian pelukan seolah-olah meringankan hal tersebut?
Kita memeluk seseorang saat dalam keadaan senang, sedih, dan marah untuk mencari kenyamanan. Pelukan membuat diri menjadi lebih baik.
Rasa sakit adalah sinyal untuk tubuh bahwa ada hal yang mengganggu di diri individu yang perlu perbaiki. Rasa sakit juga memiliki arti medis, rasa sakit adalah gejala yang paling mungkin mengarahkan seseorang untuk mencari pengobatan. Keluhan rasa sakit sering menyertai gangguan mental dan fisik (Taylor, 2018).
Terkadang, kita merasakan sakit tidak hanya karena adanya gangguan fisiologis atau memiliki suatu penyakit saja. Situasi yang menekan secara mental juga dapat menimbulkan rasa sakit, lebih parahnya dapat menyebabkan rasa sesak. Situasi tersebut dapat dikatakan bahwa individu sedang mengalami stres.
Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap suatu beban atau tuntutan. Lazarus dan Folkman (1984) mengungkapkan bahwa stres merupakan hubungan tertentu antara individu dan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai beban atau melebihi sumber dayanya dan mengganggu kesejahteraannya. Apabila stres tidak diatasi dengan baik, stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi dan mengubah fungsi biologis dan menimbulkan sakit fisiologis. Rasa sakit akan menjadi kronis dan dapat berkembang menjadi pola perilaku yang maladaptif dan mengganggu kesehatan jangka panjang.
Maka rasa sakit secara fisiologis maupun psikologis dapat diungkapkan pada frasa yang sama, “saya sedang merasa sakit”.
Pada satu studi social cognitive and affective neuroscience, social support memiliki hubungan yang signifikan dalam mengurangi dan meredakan rasa sakit. Terkadang perasaan sakit dan tidak nyaman muncul setelah berpisah dari orang lain, maka untuk meredakan perasaan tersebut individu membutuhkan social support. Social support merupakan dukungan dari individu lain bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dan dihargai (Taylor, 2018). Social support memiliki peran dalam mengurangi respon syaraf, fisiologis dan neuroendokrin terhadap rasa sakit dan stres.
Emotional physical support (dukungan emosional) merupakan salah satu tipe dari social support. Pengalaman dukungan emosional sentuhan yang lembut seperti menggenggam tangan dan memeluk dapat menaikan detak jantung, namun tekanan darah akan menurun beberapa saat kemudian. Penurunan tekanan darah diiringi dengan mengurangnya rasa sakit serta stres. Penurunan stres terukur pada individu yang dipegang tangannya atau mendapatkan pelukan (menerima support).
Psychological science (2015) meneliti 406 partisipan selama 8 tahun efek berpelukan terhadap pengurangan rasa sakit. Partisipan yang terlibat memperlihatkan penurunan peluang sakit. Hal ini terjadi karena saat berpelukan, tubuh individu melepaskan ketika berpelukan, tubuh akan melepaskan hormon oksitosin, hormon dopamin, dan hormon serotonin yang dianggap dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan kebahagiaan, serta memberikan respon terhadap stres yang dimiliki oleh individu.
Ketika individu mendapatkan stimulus sentuhan dari berpelukan, terdapat banyak faktor yang terlibat pada individu, yaitu faktor biolgis, psikologis, dan sosial, atau dapat disebut dengan biopsikososial. Engel (dalam Taukeni, 2020) mengembangkan model biopsikososial sebagai alternatif model biomedis yang digunakan oleh dokter. Saat ini biopsikososial tidak hanya berkaitan dengan biologis, psikologis dan sosial, namun juga berkaitan dengan spiritual.
“Health is a dynamic state of complete physical, mental, spiritual and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity” (Saad, Medeiros, & Mosini, 2017).