Namun, jalan hidup tak selalu mulus. Suatu hari, seorang pelanggan datang mengeluh bahwa sepeda motornya yang baru diperbaiki Hasan kembali rusak di tengah jalan.
Pak Rahmat memanggil Hasan dan menegurnya dengan tegas. "Hasan, kau harus lebih teliti. Jangan sampai pelanggan kecewa."
Hasan merasa bersalah. Ia meminta maaf kepada pelanggan tersebut dan berjanji akan memperbaiki kesalahannya. Malam itu, ia kembali belajar lebih keras. Ia sadar bahwa bekerja keras tak hanya soal tenaga, tetapi juga soal kesungguhan hati dan ketelitian.
---
Buah dari Usaha
Tahun berganti, dan Hasan kini menjadi tangan kanan Pak Rahmat. Reputasi bengkel itu semakin baik karena pelayanan yang ramah dan hasil kerja yang memuaskan. Hasan bahkan mulai dipercaya untuk menangani pelanggan besar, seperti perusahaan ojek daring di kota itu.
Suatu hari, Pak Rahmat memanggil Hasan ke ruangannya. "Hasan, aku sudah tua. Aku ingin kau melanjutkan bengkel ini. Anggap saja ini hadiah atas kerja kerasmu selama ini."
Hasan terkejut sekaligus terharu. Ia tak menyangka kerja kerasnya selama ini akan membuahkan hasil sebesar ini. Ia teringat kata-kata ibunya dan hadits tentang kerja keras. Semua itu kini menjadi nyata dalam hidupnya.
---
Menginspirasi Orang Lain
Setelah mengambil alih bengkel, Hasan tidak hanya fokus pada keuntungan. Ia juga membuka peluang kerja bagi pemuda lain di desanya yang membutuhkan. Ia mengajarkan mereka untuk bekerja keras dan mengingatkan mereka akan nilai-nilai agama.