Mohon tunggu...
Royyana Mahbubah
Royyana Mahbubah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka berolahraga, suka jalan- jalan naik sepeda keliling kota

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menyikapi hadist tentang bekerja keras

2 Desember 2024   09:40 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cahaya di Ujung Terowongan

Hari itu, matahari memancarkan sinarnya dengan semangat. Burung-burung berkicau riang di atas pohon, menyambut pagi yang cerah. Namun, di sebuah rumah sederhana di ujung desa, suasana berbeda terasa. Hasan, seorang pemuda berusia 25 tahun, duduk termenung di depan pintu rumahnya. Dia menggenggam secarik kertas yang penuh dengan coretan, tanda bahwa ia sudah melamar pekerjaan ke berbagai tempat. Namun, tak satu pun panggilannya berbuah manis.

"Hasan, sampai kapan kamu terus seperti ini?" suara lembut ibunya, Mariam, memecah keheningan. "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka berusaha mengubahnya sendiri."

Hasan hanya diam. Ia tahu ibunya benar. Namun, rasa kecewa dan putus asa kerap membungkus hatinya. Sebagai lulusan perguruan tinggi, ia merasa telah melakukan segalanya untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi, hasilnya nihil.

"Bu, aku sudah mencoba," katanya dengan nada getir. "Tapi mungkin takdir memang tidak memihakku."

Ibunya menggeleng pelan. "Hasan, pernahkah kau mendengar hadits Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, 'Tidaklah seseorang makan suatu makanan yang lebih baik daripada hasil kerja keras tangannya sendiri.' Kerja keras, Nak, adalah bentuk ibadah. Mungkin kau belum sungguh-sungguh."

Hasan termenung mendengar ucapan ibunya. Kata-kata itu menusuk hingga ke relung hatinya. Ia memang sering mengeluh dan merasa usahanya sudah cukup. Namun, benarkah ia sudah bekerja keras?

---

Mencari Jalan

Keesokan harinya, Hasan memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan. Ia mengenakan baju sederhana dan membawa tas kecil yang di dalamnya terselip surat lamaran kerja. Ia berniat untuk mencoba langsung mendatangi berbagai tempat di kota terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun