"Siapa yang telah mengajarimu seperti ini? Kau telah menyalahi kodratmu. Tak pantas kumpulan sepertimu banyak bertanya" Terdengar penghulu mulai memelankan suaranya.
"Penghulu belum menjawab pertanyaanku yang pertama, lalu kali ini mengatakan bahwa aku menyalahi kodrat. Kodrat seperti apa yang penghulu maksud?" tanya Maya semakin menekan.
"Tuhan telah berfirman bahwa seluruh tubuhmu adalah sumber fitnah. Maka menutupnya adalah cara melindunginya. Jika kau tak menutupnya maka segala keburukan akan menimpamu. Itu adalah peringatan Tuhan"..
"Keburukan seperti apa yang penghulu maksud? Sejauh ini saya tak mengalami keburukan apa pun dalam definisi saya"..
"Kau akan mengundang birahi kaum hewani."..
"Di mana kaum itu wahai penghulu? Apakah mereka terejawantahkan dalam sebuah koloni atau justru mereka hanyalah entitas imajiner yang siapapun dapat menciptakannya?"..
"Kau akan segera mengetahuinya"..
"Apakah kain itu adalah jaminan keamanan bagi diriku?"..
"Tidak sepenuhnya. Tetapi itu akan membantu melindungimu"..
"Lalu mengapa kau menindihkan badan Sinta ke atas selangkanganmu sembari meremas separuh tubuhnya saat dia berada dalam ruanganmu hingga ia menangis? Padahal di saat itu Sinta memakai utuh kain putih di sekujur tubuhnya. Itukah bentuk perlindunganmu? Di mana kaum hewani itu wahai penghulu?"..
Sontak, kami terperangah. Lantai bilik kelas yang terbuat dari ubin murahan seperti akan remuk ke dalam bumi karena tak mampu menahan kabar yang baru saja disiarkan Maya.Â