Mohon tunggu...
Roy SamsuriLubis
Roy SamsuriLubis Mohon Tunggu... Buruh - Penyiar paruh waktu

Pemikir Penuh Waktu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gerbong Gelap Kehidupan

27 Mei 2019   12:34 Diperbarui: 27 Mei 2019   13:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
upload.wikimedia.org

"Yang namanya manusia pasti akan kembali kepada Tuhan" aku berusaha menenangkan.

"Setelah ayah meninggal semua hal di keluarga dibebankan kepadaku, Bang. Pikiranku jadi banyak. Belum lagi urusan adik, biaya hidup keluarga, dan masa depanku" timpalnya.

Sekali lagi aku menemukan orang-orang yang sedang berada dalam gerbong gelap kehidupan.

Setiba di rumah aku mengganti baju sebab jaket dan celanaku telah bersimbah darah. Aku membersihkan diri dan kemudian salat di ujung malam. Dalam kehampaan aku bersyukur telah diberi begitu besar kekuatan. Meskipun sedang menghadapi masalah dan beban yang berat aku masih sehat, masih bisa berpikir jernih, dan masih bisa membantu dan menguatkan orang lain. Aku sadar karena aku kuat makanya Tuhan memberikan semua ini. Barangkali ini cobaan atau mungkin ujian. Hidup terus berjalan. Bukankah hidup ini seperti buku. Di bab yang satu ada kesedihan sedang di bab yang lain ada kebahagiaan. Namun, kalau kita tidak membuka dan membaca bab yang satu kita tidak akan sampai pada bab yang lain.

Tiga tahun sudah berlalu. Luka dan rasa malu itu tetap ada, tapi kami sudah berada di bab yang baru dari kehidupan. Adik perempuanku yang pertama beberapa hari lagi akan menikah, sedangkan si bontot sedang duduk di bangku kuliah. Ayah, dia entah di mana. Sampai hari ini kami tidak tahu bagaimana keadaanya. Semoga di tempat mana pun dia berada dia telah berubah menjadi manusia yang lebih baik. Semoga babak buruk dari hidupnya sudah terlalui. Aku harap dia telah keluar dari gerbong gelap kehidupannya di peron yang akan mengantarkan dia ke gerbong kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun