Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Peran Sport Clinic dalam Olahraga Disabilitas

3 September 2019   00:06 Diperbarui: 3 September 2019   00:50 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kuliah Anatomi 1, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (Sabtu, 31 Agustus 2019) - dokpri

Tentu keberadaan tenaga Classifier yang merupakan warisan dari Asian Para Games 2018 tersebut menjadi modal yang penting bagi pengembangan olahraga disabilitas di Provinsi Jawa Timur.

Dari modal yang telah ada ini, kami akan berupaya untuk mengembangkan olahraga disabilitas dengan lebih baik melalui jalinan sinergi antara Sport Clinic dengan induk organisasi olahraga disabilitas---terlebih sejak dua tahun sebelum perhelatan Asian Para Games 2018, sebenarnya Damayanti Tinduh pernah hadir kepada kami dengan presentasi singkatnya tentang pengembangan dan pelayanan Sport Clinic, tetapi kala itu kami belum menemukan pijakan dan arah yang tepat, sehingga kami belum merealisasi jalinan sinergi.

Peran dari Sport Clinic yang dikembangkan oleh RSUD Dr. Soetomo sendiri untuk saat ini yaitu memberikan pelayanan kesehatan (upaya promotif dan preventif) bagi masyarakat olahraga dalam bentuk (1) Penyuluhan masyarakat olahraga mengenai cedera olahraga, (2) Pelatihan-pelatihan untuk Guru PJOK, Pelatih Klub, dan lain-lain untuk penanganan komprehensif dasar cedera olahraga, (3) Skrining dan evaluasi kesehatan atlet. Selain itu, memberikan pelayanan medis (upaya kuratif dan rehabilitatif) mencakup penanganan cedera olahraga.

Selanjutnya, dengan adanya anggota dari tim Sport Clinic RSUD Dr. Soetomo yang pernah terlibat sebagai National Classifier pada Asian Para Games 2018, menjadi modal yang penting pula bagi pengembangan Sport Clinic sendiri.

Dengan memiliki tenaga Classifier di dalamnya, maka peran yang dimiliki oleh Sport Clinic akan makin bertambah kaya, salah satunya dapat memberikan pelayanan klasifikasi disabilitas bagi setiap paralimpian yang akan menghadapi kompetisi olahraga disabilitas.

Betapa pentingnya keberadaan pelayanan klasifikasi disabilitas tersebut di dalam pengembangan olahraga disabilitas, mengingat pada saat Asian Para Games 2018 yang lalu, terdapat sebelas paralimpian yang tak lolos klasifikasi disabilitas, dan dua paralimpian dari Indonesia termasuk di dalamnya.

Peristiwa ini tentu bisa dijadikan bahan evaluasi dan preseden untuk masa depan terkait dengan proses klasifikasi disabilitas yang bisa diberikan sebagai rekomendasi awal sebelum paralimpian diberangkatkan untuk mengikuti sebuah kompetisi olahraga disabilitas, bahkan proses klasifikasi disabilitas bisa dilakukan jauh sebelum paralimpian mengikuti pemusatan latihan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi sebuah kompetisi olahraga disabilitas.

Terutama proses klasifikasi disabilitas dapat diberikan bagi paralimpian yang sama sekali belum pernah mengikuti sebuah kompetisi olahraga disabilitas, sehingga pendatang baru ini dalam sebuah kompetisi akan berstatus New (N) yang berarti wajib mengikuti proses klasifikasi, atau paralimpian yang berstatus Review (R) yang masih akan dilihat masa berlaku identitas klasifikasinya untuk menentukan apakah perlu atau tidak mengikuti proses klasifikasi---berbeda halnya dengan paralimpian yang berstatus Confirmed (C) yang berarti klasifikasi disabilitasnya sudah ditetapkan, tidak perlu melalui proses klasifikasi, identitas dengan status Confirmed (C) tersebut lazimnya didapat oleh paralimpian dari data klasifikasi pada kompetisi olahraga disabilitas yang pernah diikuti sebelumnya atau pada kompetisi olahraga disabilitas yang tatarannya lebih tinggi dari yang sedang diikuti, sehingga identitas dengan status Confirmed (C) tersebut diakui oleh pihak penyelenggara yang bertanggung jawab untuk melaksanakan proses klasifikasi.

Dalam konteks kompetisi olahraga disabilitas (multi event) pada tataran tingkat nasional, seperti Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) dan Pekan Olahraga Nasional Special Olympics Indonesia (PORNAS SOIna), pelayanan klasifikasi disabilitas pun sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai rekomendasi awal sebelum paralimpian diberangkatkan untuk mengikuti kompetisi olahraga disabilitas (multi event), bahkan sebelum dilaksanakan pemusatan latihan daerah jangka panjang untuk menghadapi kompetisi olahraga disabilitas (multi event) tersebut.

Pelayanan klasifikasi disabilitas ini dapat diberikan oleh Sport Clinic dengan menggunakan dasar informasi dari induk organisasi olahraga disabilitas melalui buku pedoman yang dikeluarkan oleh pihak penyelenggara kompetisi olahraga disabilitas (multi event)---lazimnya buku pedoman akan dikeluarkan satu tahun atau beberapa bulan sebelum penyelenggaraan kompetisi olahraga disabilitas (multi event), ketika momen Chef de Mission (CdM) Meeting atau momen yang serupa dilangsungkan.

Pada saat Asian Para Games 2018 yang lalu, pihak penyelenggara mengeluarkan buku pedoman berdasarkan regulasi dari Asian Paralympic Committee, demikian pula untuk kompetisi olahraga disabilitas (multi event) yang berskala nasional seperti Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas), pihak penyelenggara pun akan mengeluarkan buku pedoman berdasarkan regulasi dari National Paralympic Committee Indonesia dengan mengacu pada regulasi internasional atau dengan penyesuaian yang seperlunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun