Ketika aku bangun, aku mendapati diriku terbaring di sebuah ruangan yang tak ku kenali. Di sebelahnya ada sebuah sofa dan di situ seorang wanita sedang duduk menata beberapa lembar pakaian. Aku tidak begitu jelas dapat melihat wajahnya. Tiba-tiba dari pintu muncul beberapa orang yang ku kenali, itu kedua orangtua dan adikku. “Nak…!” seketika semua orang berhamburan menuju tempatku terbaring. “Kau sudah sadar…, Pak, dia sudah sadar!” ku dengar ibu terisak-isak. Aku mengusap-usap mata, wanita di sofa tadi, ternyata itu ibumu. Dia kelihatan lebih sehat dari hari-hari kemarin.
Tapi aku tak mendapati sosokmu di sini. Ku sapu bersih seluruh ruangan dengan mataku. “Bania mana?” tanyaku. Tiba-tiba saja mereka semua menangis. “Bania mana!” teriakku, aku mulai meronta dan menangis. Lalu aku membisu. Aku merasakan kepalaku seperti pecah. Aku berteriak sekerasnya. Setelah itu sepertinya aku tertidur lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H