Mohon tunggu...
Rovindo Maraden Panjaitan
Rovindo Maraden Panjaitan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku akan lebih menyesali diriku sendiri jika tak pernah bilang begitu. http://toilet24jam.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kereta Hujan

28 Agustus 2011   19:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:24 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku bangun, aku mendapati diriku terbaring di sebuah ruangan yang tak ku kenali. Di sebelahnya ada sebuah sofa dan di situ seorang wanita sedang duduk menata beberapa lembar pakaian. Aku tidak begitu jelas dapat melihat wajahnya. Tiba-tiba dari pintu muncul beberapa orang yang ku kenali, itu kedua orangtua dan adikku. “Nak…!” seketika semua orang berhamburan menuju tempatku terbaring. “Kau sudah sadar…, Pak, dia sudah sadar!” ku dengar ibu terisak-isak. Aku mengusap-usap mata, wanita di sofa tadi, ternyata itu ibumu. Dia kelihatan lebih sehat dari hari-hari kemarin.

Tapi aku tak mendapati sosokmu di sini. Ku sapu bersih seluruh ruangan dengan mataku. “Bania mana?” tanyaku. Tiba-tiba saja mereka semua menangis. “Bania mana!” teriakku, aku mulai meronta dan menangis. Lalu aku membisu. Aku merasakan kepalaku seperti pecah. Aku berteriak sekerasnya. Setelah itu sepertinya aku tertidur lagi.

Baca juga di sini @suarausu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun