Saya sendiri pun tidak mempedulikan konspirasi pasca Musywil, karena itu bukan fokus dalam tema artikel ini dan inti bagian ini adalah SamarindaSyndrome masih menjadi musuh tak kasat mata bagi kader IPM Jabar saat ini yang menyerang lewat alam bawah sadar.
- Kondisi Saat Ini
Inilah sebenarnya bagian yang terpenting dari keseluruhan ngibul diatas. Bahwa yang saya rasakan hingga hari ini adalah kekhawatiran saya akan kondisi saat ini, ketika sekretariat bukan lagi menjadi majelis ilmu, sekretariat hanyalah menjadi tempat kumpul untuk rapat sesaat. Forum-forum diskusi yang semakin jarang terlihat, kursi sofa yang banyak diduduki dan dikotori oleh kucing, bukan lagi diduduki oleh kader yang berdiskusi membincangkan syaiun hingga menemukan something, buku-buku yang usang dan berdebu karena tidak ada yang menyentuhnya, sebagian besar pimpinan yang belum bisa membedakan mana tupoksi dan program kerja, mana yang dulunya banyak mengkritik kini diam tak berkutik, kritik konstruktif yang hilang oleh  kritik destruktif bahkan kini muncul kritik fiktif.
Ditambah kurang jelasnya arah dan tujuan kebijakan PW IPM Jabar karena disetiap forum seperti Konpiwil dan Rakorda yang dirasa banyak memfokuskan pada isu seputar struktural dan kekuasaan. Bukan lagi pada ide dan gagasan.Â
Sehingga saya teringat pesan Mahbub Djunaidi yang berbunyi Seorang Politisi berfikir pemilu berikutnya, seorang Negarawan berfikir negara 100 tahun berikutnya yang artinya bisa jadi suatu saat nanti IPM Jabar hanya melahirkan politisi bukan lagi melahirkan intelektual ulama ataupun ulama intelektual..
Terakhir, saya sarankan kepada PW IPM Jabar bahwa yang perlu kita pulihkan terlebih dahulu adalah SamarindaSyndrome ini, dimulai dari struktural PW sendiri sebagai pemegang mandataris sah kader IPM Jawa Barat dan banyak mengadakan forum diskursus diberbagai kesempatan.
Semoga kita dapat memperbaiki kondisi kejumudan yang melanda Ikatan, tidak menjadi kader walaa yamuut, walaa yahya. Tidak bermutu, memakan biaya dan tidak menjadi organisasi yang rapat merapatkan apa yang akan dirapatkan pada rapat selanjutnya.
Â
"Pemuda tidak menawarkan pengalaman,
tapi Pemuda menawarkan masa depan!."
Â
Nuun WalQolami Wamaa Yasthuruun.