Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pasca Sarjana

Cerpen pertamanya: Bentuk Sebuah Barokah memenangkan lomba cerpen se-kabupaten tingkat santri. Cerpennya: Putri Kuning memenangkan lomba cerpen nasional tingkat mahasiswa. Cerpennya: Mengapa Perempuan Itu Melajang terbit di media nasional Kompas.id (Rabu, 16 Oktober 2024). Cerpennya: Hutan Larangan Cak Badrun terbit di Instagram Cerpen Sastra. Tiga kali juara sayembara cerpen di Kompasiana yang diadakan Pulpen. Penikmat sastra (novel; cerpen; esai). Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Upacara Bendera

9 Juli 2024   22:51 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:33 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Upacara Peringatan Kemerdekaan Indonesia. (Sumber: YouTube Setpres via kompas.com) 

Aku diberi senapan oleh Sutarji. "Dapat dari Kenpetai Jepang, bekas gudang senjata Jepang," katanya. Sungguh aku tak tahu apa-apa soal perang. Kerjaku setiap hari hanya santri yang rakus membaca buku. Tak pernah olahraga. Kalau sekadar menarik pelatuk, siapa yang tak tahu? Tapi menembak tepat sasaran ke jantung atau kepala musuh yang mustahil. Apalagi persenjataan tentara Inggris itu canggih. Mereka punya tank dan pesawat tempur yang kuat. Sementara orang-orang Surabaya ini, barang mengoperasikan tank saja tak tahu, walau sudah mendapatkannya dari gudang bekas senjata penjajah.

****

Di tengah kecamuk perang, kepalaku dijitak Kek Sutarno. "Tempatmu bukan di sini!"

"Terus di mana Kek?" Balasku.

"Bodoh! Tempatmu itu ikut upacara bendera! Jangan pikirkan hal lain selain bendera merah putih yang terhormat itu. Dahulu para pejuang menumpahkan darah untuk mengibarkannya! Lihatlah para petugas bendera, mereka memegang bendera dengan hormat!"

Sekonyong-konyong aku sudah di kelilingi oleh santri lain di depan kamar mandi. Mereka bilang aku kesurupan. Kata mereka, aku bergerak ke sana kemari bagai seorang aktor sedang bermain peran film perang. 

Bercakap-cakap sendiri dan menembak-nembak seolah-olah memegang senapan padahal hanya sepotong papan. Aku meminum air yang diberikan temanku. Azan subuh berkumandang. Aku harus ke masjid lalu mandi lalu bersiap-siap ikut upacara bendera.

Surabaya 09 Juli 2024

Catatan: Cerpen tersebut pas 700 kata

Tautan: https://bit.ly/KONGSIVolume1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun