"Apakah perjalananmu baik? Kau tidak dijahati orang di perjalanan bukan?"
"Tidak. Barang-barangku juga aman. Kalau ada yang macam-macam, aku bisa teriak dan lari."
Syukurlah.Â
Lamunan merangsek. Bapak sungguh malu dan jijik dengan diri sendiri. Rencananya 5 tahun lagi, bapak akan mengubah penampilan lantas langsung pulang memelukmu, Nak. Tapi malah kau yang datang mencari bapak. Dan tanpa kau sadari, orang yang menyukur rambutmu, yang banci ini adalah bapakmu.Â
Air mata merembes. Tanpa bapak sadari.Â
"Kenapa anda menangis Tuan?"
"Melihatmu, saya teringat putri saya," tak bapak sangka perkataan itu yang meluncur. Dasar bodoh! Apakah kau menaruh curiga?Â
Seketika hening.Â
"Bapakku," oh sungguh itu yang tersadap telinga bapak. Angin sejuk yang muncul dari AC menggulung seperti badai. Seketika alat mencukur rambut terlepas dari genggaman bapak. Terjatuh membentur lantai. Menimbulkan suara gaduh. Tanpa bapak sadari, sebenarnya kau berujar "aku kesini mencari bapakku," tapi yang terdengar hanya satu kata belakangnya. Kau terkejut, Nak. Tubuh bapak bergeletar dan berkeringat.
Surabaya, 06 Mei 2023
Rosul Jaya Raya, mempunyai minat membaca cerpen dan menulis cerpen. Bergiat dalam Kalam Literasi Kwanyar dan Komunitas Pencinta Literasi. Sedang menempuh pendidikan S1 STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.Â