Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pasca Sarjana

Cerpen pertamanya: Bentuk Sebuah Barokah memenangkan lomba cerpen se-kabupaten tingkat santri. Cerpennya: Putri Kuning memenangkan lomba cerpen nasional tingkat mahasiswa. Cerpennya: Mengapa Perempuan Itu Melajang terbit di media nasional Kompas.id (Rabu, 16 Oktober 2024). Cerpennya: Hutan Larangan Cak Badrun terbit di Instagram Cerpen Sastra. Tiga kali juara sayembara cerpen di Kompasiana yang diadakan Pulpen. Cerpennya "Bintang Kehidupan" dibukukan oleh Gramedia bersama cerpen pemenang sayembara lainnya. Penikmat sastra (novel; cerpen; esai). Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang Kehidupan

10 Mei 2023   18:19 Diperbarui: 7 November 2024   07:05 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana jadinya jika kau melihat buah dada bapak ini? Bibir bapak yang berlipstrik? Wajah bapak yang tebal bedak? Rambut bapak yang tergerai? Bapak tak bisa membayangkan! Apakah ini tulah bapak? Entahlah!

Sekonyong-konyong tanpa bapak sadari, gadis yang tadi masuk lalu duduk di atas kursi saat ini adalah kau. Kala kau membuka masker putih, bapak terperanjat! Kaki bapak bagai berpijak di bumi yang bergoncang. Kau meminta potong rambut sebahu. Bapak masih tercenung. Tapi lekas tersadar. 

"Kau cantik dengan rambut panjang. Mengapa mau dipotong?"

"Karena emakku berambut pendek."

Bayangan emakmu serta-merta mengembang, Nak. Untung juga, kau tak menyadari bahwa ini bapak. Suara bapak sudah berubah. Tak seperti 20 tahun lalu saat bapak azan di telinga mungilmu. 

Bapak ingin sekali memarahimu tapi tak bisa. Jangan sampai kau tahu ini bapak. Kau pasti muak, Nak. Jauh sekali kau ke sini. Kau tentu mencari bapak. Di otak bapak terlintas perjalananmu dari Kwanyar, Madura menuju Jakarta ini. Nekat sekali. Kau perempuan pemberani seperti emakmu. 

Apakah di tengah perjalanan kau dijambret? 

"Kau punya uang?"

"Jelas punya. Kalau tak punya, buat apa saya ke sini."

"Dari mana kau?"

"Aku dari Madura."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun