Bukan lagi kasus eksploitasi sumber daya manusia dan isu buruh imigran yang justru jadi kasus di tingkat daerah, melainkan kesadaran tentang tingginya stunting, pemberian asupan gizi untuk anak, penyaluran dana persalinan untuk ibu hamil, pengusulan perubahan peraturan kebijakan daerah dan kolektivitas sejumlah organisasi perempuan.
Kelebihan yang dimiliki KITA Institute dalam bidang dan kasus yang sejak 2015 telah ditangani punya peran yang signifikan untuk daerah lokal. Penyuluhan, pelatihan dan sosialisasi dengan target remaja atau para orang tua dinilai massif mengingat KITA Institute tidak berjuang sendiri.
Kelemahan LSM KITA Institute barangkali masih terletak pada Sumber Daya Manusia anggotanya. Kedua, peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan anggota berpotensi dalam menyembarkan informasi kegiatan kepada masyarakat di tingkat Kabupaten. Masyarakat juga perlu mengetahui bahwa ada satu LSM di Wonosobo yang masih konsisten memberikan aksi dalam perjuangan hak-hak perempuan dan anak.
Kini, tantangan yang mustinya dihadapi KITA Institute adalah bagaimana Pemetintah Desa, Kecamatan hingga Kabupaten turut mendukung organisasi masyarakat, koperasi, atau bahkan lembaga swadaya masyarakat dengan mengelar kegiatan "turun" ke bawah. Artinya, bukan lagi mengatur persoalan-persoalan perempuan dan anak hanya melalui kebijakan dan peraturan yang disahkan, tetapi juga memberikan gambaran pemahaman. Utamanya kepada pelajar, remaja dan orang tua.
 Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dilakukan KITA Institute melalui literasi anak. Hal ini merupakan pencegahan TPPO yang dilakukan melalui konsep "Gerakan Literasi" dengan pemberdayaan di Desa Jengkol, Kecamatan Garung, Wonosobo.
 Kegiatan literasi tersebut berpusat di Rumah Baca KITA dan dilakukan setiap dua minggu sekali dari rumah ke rumah. Diikuti sebanyak 25 anak dengan dua kelas baca. Tak hanya kegiatan membaca, KITA Institute melakukan inovasi seperti kegiatan ekstrakulikuler menari, bernyanyi dan berkesenian.
Tujuan gerakan literasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, pembentukan karakter anak, kepekaan sosial dan peningkatan keterampilan.
 Gerakan Literasi ini sudah dilakukan sejak tahun 2017. Bisa dikatakan bahwa kegiatan tersebut memiliki perkembangan pesat dilihat dari jumlah anggota baca yang semakin banyak. Antusiasme dan konsistensi anak-anak untuk terus mengikuti kegiatan ini menjadi nilai positif serta menjadi penyemangat untuk mewujudkan perubahan.
Evaluasi
 Aktivitas KITA Institute dalam memperjuangkan pemberian akses untuk perempuan dan anak, advokasi kebijakan, gerakan literasi dan berbagai program yang dilakukan dengan kolaborasi banyak organisasi perempuan di Wonosobo menjadi sebuah alternative pikiran dan inspirasi bagi banyak organisasi lain di banyak daerah di Indonesia.