Partai politik memiliki fungsi komunikasi politik dalam artian bahwa partai politik harus berkomunikasi kepada masyarakat terkait kegiatan politik mereka sebagai bagian penting dalam demokrasi perwakilan, tingkat keberhasilan dan efektivitas komunikasi politik ini menentukan secara langsung seberapa baik kualitas manajemen suatu partai politik. Studi kasus berdasarkan pada penelitian Aminulloh (2014) terkait PKS memberikan gambaran bahwa PKS sebagai parpol dengan ideologi Islamisme menggunakan dakwah sebagai bentuk komunikasi politik mereka kepada masyarakat umum.Â
Komunikasi politik berhasil menggalang dukungan terhadap PKS dari masyarakat umum yang beragama Islam. Keberhasilan PKS ini mencerminkan kemampuan manajemen partai politik untuk berkomunikasi kepada masyarakat umum terkait kegiatan politik mereka. Harus diingat secara fundamental bahwa komunikasi massa dari partai politik kepada masyarakat umum hanya dapat menghasilkan hasil yang positif jika manajemen partai politik tersebut berkualitas. Dapat dikatakan bahwa komunikasi politik merupakan faktor strategis yang dapat mengukur kualitas manajemen partai politik sebagai salah satu indikator substansial.
Kemudian, partai politik juga harus berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam bentuk pendidikan politik sebagai fungsi partai politik itu sendiri. Keberhasilan dari upaya sosialisasi ini seperti halnya terkait efektivitas komunikasi politik mencerminkan kualitas manajemen partai politik secara keseluruhan. Komunikasi politik memiliki implikasi yang sentral dan strategis terhadap kegiatan politik terutama dalam demokrasi perwakilan.Â
Publik diposisikan sebagai kekuatan di mana administrasi politik secara sukarela meminta pertanggungjawaban karena konsistensi tema-tema penting sepanjang waktu dan penyajian bukti spesifik, yang memberikan tampilan transparansi resmi dan pengungkapan kebenaran. Namun, tanggung jawab sebenarnya dihindarkan, dan publik dapat dibujuk untuk percaya bahwa keadilan telah dilakukan sambil terus-menerus dimanipulasi, karena pengembangan strategis dari pernyataan-pernyataan penting dan penyajian selektif data pendukung di semua modalitas diskursif ini.Â
Kemampuan dan tingkat keberhasilan dari suatu partai politik untuk dapat berkomunikasi dalam bentuk sosialisasi, kampanye, dan kegiatan sosial politik lainnya secara langsung akan memberikan gambaran nyata terhadap solidaritas organisasi dan kualitas manajemen dalam konsolidasi pencapaian tujuan organisasi yang tersebar secara baik dalam bagian organisasi.
 Dan bagaimana partai politik sebagai sebuah organisasi dapat menyampaikan pesan atau informasi politik yang konsistensi tujuan yang juga berhubungan dengan bagaimana seluruh atau setidaknya sebagian anggota/kader partai politik, terutama yang berada di depan publik mengerti tujuan dan visi dari partai politik yang mereka naungi (McLeod, dkk. 1999).
Terakhir, faktor strategis dalam pengelolaan partai politik adalah bagaimana kepengurusan partai politik dapat mengelola pendanaan dan biaya anggaran dari kegiatan politik mereka. Sumber pendanaan dari sebuah partai politik merupakan hal yang cukup sensitif, dan oleh karena itu, seharusnya partai politik harus memiliki tingkat efisiensi yang tinggi untuk dapat meminimalisir kecurigaan terhadap pendanaan berlebihan dari pihak-pihak berkepentingan terhadap partai politik.
Pinilih (2017) mengatakan bahwa efisiensi dari keuangan partai politik secara langsung dipengaruhi oleh kualitas manajemen partai politik dalam mengelola anggaran mereka, terutama sebagai organisasi yang secara formal tidak memiliki cara untuk mengambil keuntungan finansial selain dari sumbangan/donatur dan kas anggota.
Efektivitas penggunaan dana dapat dikatakan sebagai faktor strategis yang dapat menjadi indikator utama dalam mengukur apakah suatu kepengurusan partai politik memiliki sistem manajemen yang berkualitas. Secara khusus, efektivitas penggunaan dana oleh kepengurusan partai politik meliputi efektivitas perencanaan kegiatan yang strategis dan pelaksanaan kegiatan politik yang paling akurat dengan perencanaan itu sendiri.Â
Pelaksanaan kegiatan terutama memiliki implikasi negatif terhadap aspek korupsi, kolusi, dan nepotisme yang secara fundamental merupakan sesuatu yang kontradiktif terhadap kualitas manajemen partai politik. Oleh karena itu, secara fundamental dapat dikatakan bahwa bagaimana partai politik mengelola anggaran dan biaya mereka merupakan faktor strategis yang dapat menjadi indikator untuk mengukur seberapa baik manajemen suatu partai politik.
Efisiensi manajemen partai politik seperti yang ditunjukan dalam pengelolaan dana merupakan bagian penting yang paling sulit untuk dimanipulasi oleh sebuah partai politik sehingga membuat pengelolaan dana ini sebagai faktor strategis yang paling penting dalam menjadi indikator yang dapat menentukan apakah sebuah partai politik memiliki manajemen organisasional yang secara administratif, efektif.Â