Sarung Bugis Makassar
Beberapa hari dari pertanyaan ringkas yang Saya sampaikan pada Ustadz, Â entah kaget . . . entah terkesan, entah bingung.
Rupanya beliau membungkus sesuatu yang Saya belum mengetahuinya isinya apa, Â akan tetapi beliau berkomentarÂ
"Hei Bintang ini buat kamu yang nakal, Â Â Ustadz besok harus kembali ke Selayar, ditunggu ya kamu di sanaÂ
kapan - kapan jika sudah ada kesempatan jangan lupa kau datang".
"Lho . . . Ngapain Ustadz pulang ini belum lima tahun Ustadz mengabdi"
Beliau terbahak dan tampak gigi ompongnya dan bibir dan mata keriputnya.
"Akh . . . Ustad,  tidak setia mengabdi".   Saya menghibur dengan kalimat bercanda  Kami terbahak bersama.
Rupanya Ustadz Kadir Qasim memang harus segera kembali ke kampung halamannya mengingat istri beliau sakit.
Memang sekembalinya Ustadz beberapa hari dikhabarkan istri beliau wafat. Â Dan Ustadz menyusul satu tahun kemudian.
Bungkusan koran baru saja dibuka ketika Ustadz Kadir Qasim menuju Makassar dengan pesawat Merpati.